tag:blogger.com,1999:blog-84529591699711625542024-03-14T21:49:54.951+07:00untuk terus BELAJARhttp://addyabasalma.blogspot.comAddy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.comBlogger59125tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-32369988669614374502010-09-15T16:06:00.007+07:002010-09-15T16:24:01.256+07:00Seperti Berpuasa Setahun<span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;font-size:130%;" >Puasa Enam Hari Bulan Syawwal</span><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" ><br />Oleh: Ust.Syarifuddin Musafa, MA. </span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Landasan disyariatkannya </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Yang dimaksud puasa enam adalah puasa sunnah enam hari dibulan syawwal, yang biasa dikejakan oleh kaum muslimin bedasarkan sunnah Rasulullah saw dalam salah satu sabdanya, Rasulullah menjelaskan bahwa siapa yang mengerjakan puasa enam hari di bulan syawal maka seperti berpuasa setahun, sabda Beliau : “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka seperti berpuasa setahun”. (Diriwayatkan oleh ahli hadits yang lima kecuali Bukhari dan Nasa’i). </span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Cara mengerjakannya </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Cara mengerjakan puasa enam hari di bulan Syawal ini seperti mengerjakan puasa sunnah lainnya dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Mengenai hari-harinya bisa dilakukan tiga cara yaitu : </span><br /><br /><ol><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Dikerjakan langsung setelah hari Raya dan berurutan dari tanggal 2 sampai tanggal 7 bulan Syawal. </span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Dikerjakan berturut-turut atau berselingan dalam bulan Syawal. </span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Tidak dikerjakan langsung setelah lebaran Idul Fitri, akan tetapi sebelum hari putih (tanggal 13,14, dan 15 bulan Syawal), atau sesudah tiga hari dari hari putih. </span></li></ol><span style="font-family:trebuchet ms;">Dari ketiga cara tersebut, menurut Syafi’iyyah dan Hanafiyah cara pertamalah yang lebih afdhal (baik), sedang menurut Ahmad, sama saja antara yang dikerjakan bertutur-turut dan berseling. </span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Faedah Mengerjakannya </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Diantara faedah mengerjakan puasa enam adalah : </span><br /><br /><ol><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Mendapatkan pahala puasa setahun jika dikerjakan dengan baik bersama puasa Ramadhannya sebagaimana dijelaskan sabda Rasul tersebut diatas. Analisa rasionalnya berdasarkan firman Allah dalam surat Al-An’am 160 : “Barangsiapa beramal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat, dan barangsiapa berbuat kejahatan maka ia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya”. </span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Puasa Ramadhan merupakan amal kebajikan, maka akan dibalas dengan sepuluh kali lipat menjadi sepuluh bulan. Puasa enam hari dibulan Syawal dibalas pula menjadi enam puluh hari atau dua bulan. Jika dijumlahkan seluruhnya sepuluh bulan dan dua bulan maka lengkaplah satu tahun. Karena itu puasa tersebut seperti puasa setahun. </span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Puasa Enam ibarat shalat sunnah rawatib yang mengikuti shalat fardhu, dimana shalat itu melengkapi kekurangan yang terdapat dalam shalat fardhu, maka puasa enam pun berfungsi melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada puasa fardhu dibulan Ramadhan. </span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Sebagai tanda tasyakur seorang hamba terhadap ni’mat yang dikaruniakan Tuhannya. </span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Menanamkan suatu perngertian bahwa amal-amal untuk mendekatkan diri dibulan Ramadhan tidak berhenti dengan selesainya bulan itu. Tetapi masih banyak lagi perbuatan-perbuatan baik dibulan lain sebagai tanda tulus seorang hamba dalam melaksanakan perintah Tuhannya. </span></li></ol><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">dari koleksi copas artikel pribadi, sumber <a href="http://alhikmah-online.com/">http://alhikmah-online.com</a></span><br /><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-41052466045933652532010-08-10T21:00:00.001+07:002010-08-13T11:14:03.553+07:00Anugerah Nikmat Terindah<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Allahu Akbar… Allahu Akbar… kumandang adzan maghrib satu Ramadhan mengalun terdengar. Mengawali hari dalam bulan yang bertabur keberkahan didalamnya. Awal waktu shalat Maghrib itu adalah awal dari perhitungan hari dalam kalender hijriah. Dari awal waktu ini Allah SWT membuka gerbang pintu keberkahan-Nya, gerbang pintu bulan Ramadhan yang senantiasa di tunggu kedatangannya bagi mereka yang merindu. Terhampar luas berjuta keutamaan di dalamnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Merindu dari bulan-bulan sebelumnya. Rasulullah SAW pun merinduinya. Sedari bulan Rajab beliau senantiasa berdo’a, “Allahumma bariklana fi rajab wa sya’ban wa balighna ramadhan…” Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tak ada satu kalimat pun yang selayaknya kita ucapkan dari lisan kita, kecuali kalimat puja dan puji atas rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah nikmat terindah-Nya kepada kita semua, untuk dapat merasakan kembali Bulan Ramadhan tahun ini. Anugerah nikmat terindah yang harus kita benar-benar syukuri, karena begitu luas terbuka peluang bagi kita untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Bertemankariblah dengan Ramadhan. Berteman karib dengan amaliah-amaliah Ramadhan yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, dengan shalat berjamaah di masjid, tilawah al Qur’an, qiyamullail dan amaliah-amaliah lainnya. Supaya tidak tersiakan hari-hari yang penuh dengan keberkahan itu kita lalui. Dan tentunya apa yang kita lakukan itu adalah bentuk dari rasa syukur kita atas nikmat disampaikannya umur kita bertemu dengan bulan Ramadhan kembali. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tetapi banyak kita saksikan di bulan Ramadhan di tahun-tahun yang lalu dan mungkin juga di Bulan Ramadhan sekarang ini, mereka yang tidak berusaha memanfaatkan waktu yang ada untuk mencoba dekat kepada Allah SWT dengan beribadah kepada-Nya. Mereka merasa cukup dengan puasa saja, tanpa menambahkannya dengan macam-macam amaliah Ramadhan lainnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Banyak kita saksikan juga, mereka sebenarnya berpuasa tetapi tidak dapat menjaga pandangannya, tidak bisa menjaga lisannya, dan tidak bisa menjaga dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa. Mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Semoga kita bukanlah termasuk didalamnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Berapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja…". (HR. Ahmad)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Banyak kita saksikan juga, mereka yang terang-terangan tidak melakukan ibadah puasa. Mereka bukan non muslim, mereka muslim. Tetapi mereka tidak terpanggil dengan seruan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 183, seruan menjalankan ibadah puasa. Hati mereka tertutup dari cahaya kebenaran. Semoga Allah SWT membukakan pintu hidayah-Nya kepada mereka.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Alhamdulillah walhamdulillah tsumma alhamdulillah, Ramadhan yang di rindu itu telah menjelang. Anugerah nikmat terindah itu telah kita rasakan, disampaikannya umur kita ke dalam bulan Ramadhan. Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat memanfaatkan nikmat waktunya untuk senantiasa mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah SWT, dan semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang bertaqwa. Amin…</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Wallahu a’lam</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-90889076879870582282010-08-06T13:00:00.001+07:002010-08-06T16:11:48.554+07:00Ramadhan Sarana Untuk Meraih Kesuksesan Dunia dan Akhirat<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >Copas dari sebagian artikel : <a href="http://rikzamaulan.blogspot.com/2010/08/agar-sukses-di-bulan-ramadhan.html">Ust. Rikza Maulan, Lc., M.Ag</a></span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tidak berlebihan manakala disebutkan bahwa ramadhan merupakan bulan untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Karena segala sarana untuk mendapatkan kesuksesan, semuanya terdapat di bulan ini, diantaranya adalah :</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">a. Karena Ramadhan merupakan sebuah “training” yang akan menghasilkan “sarjana-sarjana” ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan modal kesuksesan yang paling penting adalah ketakwaan. Allah SWT berfirman (QS. Al-Baqarah/ 2 : 182) : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">b. Karena Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an, sedangkan Al-Qur’an merupakan dasar pijakan untuk meraih kesuksesan dunia & akhirat: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah/ 2 : 185)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">c. Karena Ramadhan Merupakan Bulan Yang penuh keberkahan, sedangkan kesuksesan tidak akan berarti tanpa adanya faktor keberkahan. Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan,... (HR. Nasa’i)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">d. Karena Ramadhan Merupakan Bulan dihapuskannya segala dosa dan kesalahan. Dan sukses apalagi yang lebih berharga dibandingkan dengan dihapuskannya segala dosa. Rasulullah SAW bersabda, dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW berasabda, “Shalat lima waktu, dari jum’at ke jum’at dan dari Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa diantara keduanya, selama seseorang menghindari dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">e. Karena Ramadhan Merupakan Bulan Dibukanya Pintu-Pintu Surga dan Ditutupnya Pintu-Pintu Neraka. Terhindar dari azab neraka serta dimasukkan ke dalam surga merupakan bentuk sukses yang hakiki. Rasululllah SAW bersabda “Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan,... Pada bulan ini dibuka pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta dibelenggunya syaitan... (HR. Nasa'i)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">f. Karena di bulan Ramadhan, Allah sendiri yang akan langsung memberikan pahala-Nya kepada Sha’imin. Kesuksesan yang sejati adalah manakala kita diberi anugerah oleh Dzat yang Maha Pemberi Kesuksesan. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, bahwa Allah SWT berfirman, “Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan (langsung) memberikan pahala kepada orang yang berpuasa. ” (HR. Bukhari)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">g. Ramadhan Merupakan Bulan dibukakannya Kemenangan-Kemenangan Umat Islam. Sejarah menggambarkan kepada kita, banyak kemanangan-kemenangan Islam, Allah SWT berikan di bulan Ramadhan, diantaranya adalah kemenangan Perang Badar Kubra (Th. 2 H), Persiapan Perang Ahzab dan Penggalian Parit (Selesai bulan Syawal th. 5 H), Fathu Makah (th. 8 H), Perang Tabuk (th. 9 H), Kemenangan Thariq bin Ziyad (Th. 92H).</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">h. Ramadhan Merupakan Bulan Ditambahnya Rizki Orang-Orang Beriman. Di bulan Ramadhan, Allah SWT membukakan pintu-pintu rezekinya kepada para hambanya; Supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. An-Nur/ 24 : 38)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">i. Karena Allah SWT menyediakan satu pintu surga, khusus untuk orang-orang yang berpuasa. Selain mendapatkan berbagai benefit dan kemuliaan, puasa akan mendapatkan balasan berupa surga yang khusus diberikan hanya kepada orang- orang puasa : Dari Sahl ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang disebut Arrayan. Masuk dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. Tidak akan seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut selain mereka.” Dikatakan, “Dimanakah orang-orang yang puasa?” Lalu mereka berdiri dan tidak dapat masuk kecuali mereka. Apabila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup, dan tidak seorang pun masuk selain mereka.” (HR. Bukhari)<br /><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-23646107397625816432010-07-30T15:00:00.004+07:002010-08-03T11:16:07.576+07:00Tausyiah Kematian Yang Tidak Disukai<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ramadhan dua tahun yang lalu, Pak Ikhwan (bukan nama sebenarnya) namanya tercatat sebagai pengisi kultum di mushalla tempat tinggalnya. Pengurus Mushalla meminta Pak Ikhwan untuk bersedia mengisi Kultum sesuai dengan jadwal yang telah diberikan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kultum adalah kuliah tujuh menit, yang di isi sebuah tausyiah singkat setelah shalat tarawih, sebelum melanjutkan shalat witir. Istilah Kultum sangat marak ketika bulan Ramadhan, hampir di setiap masjid dan mushalla mengadakan Kultum. Kultum tidak harus setelah shalat tarawih, ada juga panitia masjid atau mushalla yang mengadakannya setelah shalat witir.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kultum atau kuliah tujuh menit, pada prakteknya para pengisi Kultum menyampaikan tausyiahnya bisa lebih dari tujuh menit, malah bisa sampai tujuh belas menit. Tetapi insya Allah walaupun tujuh belas menit, para jama’ah menikmati dan mendengarkan Kultum/tausiyah yang disampaikan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Memang terdengar dari beberapa dari jama’ah yang mengucapkan ‘amiiin…’ di menit yang kesepuluh, yang maksudnya mungkin pengisi Kultum disuruh cepat-cepat selesai dari Kultumnya, biasanya sih memang begitu. Begitulah masih ada jama’ah yang tidak betah mendengarkan Kultum/tausyiah lama-lama. Tetapi kenapa tidak terjadi pada waktu Khutbah shalat jum’at, tidak ada yang berkata ‘amiiin..’, mungkin karena yang tidak betah mendengarkan khutbah pada tertidur ketika Khatib menyampaikan Khutbahnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kembali kepada Pak Ikhwan. Pak Ikhwan menerima tawaran itu, dan mulai mempersiapkan materi yang akan disampaikannya nanti ketika jadwal kultumnya sudah tiba. Pak Ikhwan bolak-balik membaca buku untuk persiapannya mengisi Kultum. Sebenarnya Pak Ikhwan ingin menolak karena belum pantas untuk menyampaikan tausyiah di dalam Kultumnya, karena masih banyak yang lainnya yang lebih tua. Tetapi Pak Ikhwan yang masih berumur 30 tahun waktu itu berusaha bisa, dan menjadikan itu sebagai ajang pelatihan buat dirinya untuk menyampaikan kebenaran diatas mimbar, berdakwah yang diniatkannya hanya karena Allah SWT.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Jadwal Kultum Pak Ikhwan akhirnya tiba. Pak Ikhwan mengisi Kultum ba’da shalat tarawih malam itu. Ia menyampaikan tausyiah dalam Kultumnya, “Kullu nafsin dzaiqatul maut, bahwa setiap yang bernyawa akan merasakan mati…”. Pak Ikhwan menyampaikan tausyiah tentang kematian.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Kita semua pasti akan menemui kematian. Hidup kita didunia ini hanyalah sementara. Tentunya kita semua menginginkan ketika menemui kematiannya dalam keadaan khusnul khatimah, kita semua tidak ada yang menginginkan mati dalam keadaan su’ul khatimah. Malaikat Izrail bisa saja datang tiba-tiba menjemput kita. Ketika kita sedang ‘banting kartu’ atau pada saat kita ‘nyekek botol’, yang berarti dengan itu kematian kita itu dalam keadaan su’ul khatimah” papar Pak Ikhwan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pak Ikhwan melajutkan dengan menyampaikan sebuah ayat, “Dan Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Munafiqun Ayat 11: ‘Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya…’.”</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Begitulah sebagian tausyiah yang disampaikan Pak Ikhwan dalam Kultumnya malam itu, tausyiah yang mengingatkan kita akan kematian yang bisa datang secara tiba-tiba dan tidak bisa kita menangguhkannya. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Beberapa hari kemudian, Pak Ikhwan dikabarkan tetangganya Pak Tono (bukan nama sebenarnya), bahwa ada yang tidak senang dengan apa yang disampaikan dalam Kultum Pak Ikhwan beberapa hari yang lalu itu. Pak Ikhwan bertanya dalam hati, “Apa yang salah ya? Dalam Kultum aku kemarin ini…”</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pak Ikhwan menjadi penasaran ingin tahu dan bertanya kepada Pak Tono, “Pak, kalau boleh tahu, siapa yang tidak suka dengan isi Kultum saya? Dan apa ada yang salah dengan kultum saya?”, Pak Tono tidak menjelaskan siapa yang tidak suka dengan isi Kultum Pak Ikhwan, Pak Tono hanya berkata, “Mereka tidak suka Bapak membawa-bawa istilah ‘banting kartu’ dalam kultum Bapak kemarin itu…”</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pak Ikhwan langsung mengerti duduk persoalannya, kenapa mereka tidak suka. Tausyiah kematian yang tidak disukai oleh mereka itu karena ‘menyentil’ mereka rupanya. Mereka tersinggung. ‘Banting kartu’ yang di singgung oleh Pak Ikhwan dalam Kultumnya itu memang maksudnya adalah orang yang suka bermain kartu remi/gaple. Karena memang mereka suka bermain kartu di pinggir jalan, membuang-buang waktu hanya untuk bermain kartu di pinggir jalan. Yang parahnya lagi mereka bermain kartu juga walaupun di bulan Ramadhan. Memang meraka bermain kartu tidak memakai uang, hanya bermain hukuman jepit telinga dengan jepitan baju bagi mereka yang kalah. Tetapi seharusnya mereka menghormati bulan Ramadhan, bulan mulia yang penuh dengan keberkahan, jangan disia-siakan waktunya hanya untuk ‘banting kartu’.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pak Ikhwan sudah mencoba untuk berdakwah dalam Kultumnya, mengajak manusia dari yang salah menuju yang benar. Tetapi begitulah manusia ada yang menerima ada yang tidak. Sudah sunatullah, Pak Ikhwan sudah berikhtiar, hasilnya serahkan kepada Allah SWT.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ket:</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">banting kartu = main kartu remi/gaple’</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">nyekek botol = minum minuman keras</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-6629760596606141552010-07-17T07:00:00.002+07:002010-07-17T13:51:30.161+07:00Karenanya Akan Ada Yang Sayang Kepada Kita<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >Oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Siapa yang tidak jenuh dan bosan ketika menunggu, apalagi ketika yang di tunggu tidak kunjung datang, be-te kata anak zaman sekarang, “Ya iya lah masa ya iya dong, udah di tungguin janjian jam 8 dateng jam 9, dasar jam karet, bener-bener be-te neh jadinya…”, ya gitu deh, adanya dumelan dari mulut seseorang yang jenuh dan bosan menunggu. Tetapi itu sepertinya sudah biasa terjadi, dan kita pun juga pernah tentunya merasakan, menunggu. Be-te!</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ada lagi menunggu yang lain. Yaitu menunggu kereta yang akan lewat di perlintasan pintu rel kereta api. Pastinya jangan macam-macam untuk berani melewatinya. Baiknya kita memang menunggu, menungu sampai kereta api itu lewat dan pintu perlintasan rel kereta api di buka. Baru kita bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan selamat. Kesal juga jadinya kalau yang lewat nggak taunya cuma kepala lokomotifnya aja, ada juga yang ngedumel “udeh lama nunggu, eh cuma kepala lokomotifnya aje yang lewat…”. Kepala lokomotif kereta api itupun berlalu dengan pelannya, Tuut… tuuut… nguuung jejes jejes…</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Masih banyak lagi menunggu-menunggu yang lainnya. Dan dari sekian banyak menunggu, ingin tahu tidak? ada sebenarnya menunggu yang tidak membuat kita bosan, jenuh, be-te dan kesal, karena yang di tunggu pastilah datang, tepat waktu lagi. Dan karenanya akan ada yang sayang kepada kita. Beneran, suer…</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tetapi kebanyakan orang jarang melakukannya untuk menunggu yang satu ini, karena kesibukan aktivitas atau karena hal lainnya. Menunggu yang ini memang bukan menunggu dalam urusan dunia, tetapi menunggu dalam urusan akhirat, menunggu datangnya waktu shalat. Kebanyakan dari kita tidak menunggu datangnya waktu shalat, kita tidak mengalokasikan waktu yang ada untuk menunggu datangnya waktu shalat. Kita datang ke masjid/mushalla ketika adzan telah berlalu, dan kaki mulai melangkah menuju masjid ketika iqamat dikumandangkan. Dan sering juga kita datang ke masjid/mushalla ketika imam dan makmum telah selesai shalat berjama’ah. Tidak pernah kita berdiri untuk shalat berada di shaf pertamanya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Jangan menunggu setengah atau satu jam sebelumnya, karena kita ada aktivitas lainnya, mungkin bekerja atau belajar. Kita bisa menunggu sambil melakukan aktivitas kerja atau belajar, dan ketika adzan terdengar bersegera kita untuk berangkat ke masjid/mushalla. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tetapi ketika kita memang memiliki waktu luang, di hari libur misalnya, sesekali kita coba untuk menunggu waktu shalat itu setengah atau satu jam sebelum waktu shalat itu datang. Kita sudah berada di dalam masjid/mushalla, niatkan untuk i’tikaf sambil berdzikir atau tilawah al qur’an misalnya. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tahu tidak? dari apa yang kita lakukan itu, dalam menunggu datangnya waktu shalat, ada malaikat yang senantiasa mendo’akan kita.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo’akannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Muslim)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dari keterangan hadist diatas bahwa orang yang menunggu datangnya waktu shalat dalam keadaan suci akan dido’akan oleh malaikat “Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah sayangilah ia”.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kalau malaikat yang sudah berdo’a, maka tidak ada lagi sekat penghalang untuk terkabulnya do’a itu. Dan yang akan sayang kepada kita adalah Allah SWT, Rab semesta alam, yang telah menciptakan kita. Beneran, suer…</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Wallahu a’lam</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-1185684983956677902010-07-08T11:00:00.002+07:002010-07-17T13:50:41.009+07:00Pelajaran Kebaikan Di Waktu Subuh<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Waktu menunjukkan pukul 04.00 subuh, tidak biasanya Qanitah bangun pada waktu itu. Qanitah adalah anak perempuan yang masih berumur empat tahun. Ada apa Qanitah se-subuh itu sudah bangun dari tidurnya. Mungkin karena Bundanya yang sudah bangun dari tidur, untuk melanjutkan sisa pekerjaan menghitung nilai-nilai anak muridnya di sekolah, karena akhir pekan ini akan ada pembagian raport di sekolah. Ya, karena Bunda Qanitah adalah seorang guru dan diamanahi sebagai wali kelas.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ayah Qanitah akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Dan ia melihat suasana kamar tengah yang sudah ada kehidupan, istrinya yang sedang melanjutkan menghitung nilai-nilai anak muridnya dengan ditemani Qanitah anak tersayangnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dan akhirnya kumandang adzan subuh pun terdengar dari musholla belakang rumahnya. Allahu akbar… Allahu akbar… bersamaan dengan itu Qanitah langsung berkata sambil berjalan menuju Ayahnya, ”Ayah sudah adzan, sudah adzan, shalat di masjid Ayah… Qanitah ikut”. “Sekarang sholat apa Ayah, koq ada adzan ya…”, tanya Qanitah, “Sekarang shalat subuh Qanitah…, iya itu namanya adzan subuh…” jawab ayahnya sambil tersenyum. Ayah Qanitah segera bersih-bersih dan berwudhu.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Seperti hari-hari sebelumnya, Ayah Qanitah senantiasa berusaha untuk shalat berjama’ah di musholla. Dan sesekali memang Qanitah anaknya diajak untuk shalat berjama’ah di musholla, kecuali shalat subuh, karena memang biasanya Qanitah belum bangun dari tidur nyenyaknya. Ayah Qanitah juga sering berkata kepada anaknya, “Qanitah, kalau sholat harus berjama’ah di masjid. Bapak-bapak, anak laki-laki, sholatnya berjama’ah di masjid. Kalau anak perempuan sholat di masjid atau di rumah juga boleh”.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ayah Qanitah menunggu anaknya untuk sekedar cuci muka, karena air masih sangat dingin bagi Qanitah yang masih berumur empat tahun, jadi ia hanya cuci muka saja untuk menghilangkan kantuknya yang masih terlihat di wajah lucunya, dan kemudian Qanitah mengenakan jilbab kecilnya. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Mereka melangkah bersama menuju musholla untuk shalat subuh berjama’ah. Sesampainya di musholla, yang hanya kurang lebih 30 langkah dari depan rumahnya, lqamat pun terdengar. Dan langsung mereka mengambil shaf kedua, karena shaf pertama sudah terisi penuh, Qanitah yang masih kecil berada di samping kanan ayahnya. Shaf kedua adalah shaf terakhir dari shalat subuh berjama’ah waktu itu, dan tidak juga terisi penuh. Begitulah kondisi shalat subuh di mushalla perumahan tempat Ayah Qanitah tinggal, tidak banyak jama’ah yang hadir. Kondisi seperti ini mungkin juga sama di masjid-masjid atau mushalla-mushalla lainnya. Sepi dari jama’ah yang hadir.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tidak ada teman sebaya Qanitah pada waktu shalat shubuh berjama’ah itu. Setelah selesai shalat Qanitah pun coba melihat kebelakang, melihat shaf tempat shalat untuk anak-anak perempuan. Hanya hamparan sajadah panjang saja yang ada. Disitu biasanya Qanitah dan teman-teman sebayanya ketika shalat maghrib berjama’ah, disitu juga tempat untuk anak-anak perempuan mengaji Iqra’ setelah shalat Maghrib.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Setelah selesai berdo’a Ayah Qanitah mengajak anaknya untuk kembali kerumah. Sebelum keluar dari ruang mushalla, Ayah Qanitah mengeluarkan selembar uang kertas yang sudah di lipat dari sakunya Rp 5.000,-. Diberikannya lipatan uang kertas itu kepada Qanitah dan sambil berkata: “Qanitah ini uangnya cemplungin ke kotak amal jariah”, “Yang mana Ayah?...”, “Itu kotak amalnya...” Ayah Qanitah sambil menunjuk kotak amal yang ada di sebelah kiri pintu musholla, “Oh itu… celengan ya Ayah…”, “Bukan, itu bukan celengan, itu kotak amal” Ayah Qanitah menjelaskan, “Koq kaya’ celengan ya Ayah…”, “Iya ada lubang untuk cemplungin uangnya ya…”. Qanitah pun mengulurkan tangannya ke kotak amal itu, sambil mencemplungkan uang kertas yang ada dalam genggamannya, seraya berkata “Bismillahirrahmanirrahiiim…”</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Merekapun melangkah keluar musholla dan berjalan menuju rumah. Alhamdulillah… Ayah Qanitah bersyukur kepada Allah SWT, karena anaknya mendapatkan pelajaran kebaikan di waktu subuh yang dapat ia berikan dan contohkan. Pelajaran kebaikan shalat subuh berjama’ah dan mengeluarkan sebagian rizki untuk di infaq-kan di jalan Allah.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">”Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari Muslim)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Barangsiapa yang sholat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat subuh berjamaah maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Para malaikat berkumpul pada saat shalat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’.”(HR. Ahmad) </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang ber-infaq”. Dan lainnya berkata, “Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang bakhil” (HR. Bukhari Muslim)</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-12006478993000232012010-07-04T09:00:00.000+07:002010-07-05T08:28:00.613+07:00Dalam Nikmat Ukhuwah<span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">oleh: Addy</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Perjalanan panjang yang melelahkan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Hadirkan nuansa cinta ilahi</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Kebersamaan tercipta</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Dalam nikmat ukhuwah</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Segala rintangan yang datang</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Coba selesaikan bersama</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Amal jamai tercipta</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Dalam nikmat ukhuwah</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Allah takkan menyiakan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Segala apa yang dikerjakan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Semua akan ada balasan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Ridho ilahi diutamakan</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Wajah ceria diantara kita</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Kadang berubah gelisah</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Suka duka tercipta</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Dalam nikmat ukhuwah</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Saling nasihat diantara kita</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Coba kita jalankan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Mencintai saudara tercipta</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Dalam nikmat ukhuwah</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Allah takkan menyiakan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Segala apa yang dikerjakan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Semua akan ada balasan</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Ikhlas di hati hadirkan</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">20 September 2004 / 5 Sya’ban 1425 H</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">(dalam perjalanan wisata rohani ke darut tauhid bandung 18-19 sep ‘04)</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-47323947337147217872010-06-30T13:00:00.005+07:002010-07-01T08:22:44.483+07:00Untaian Kalimat Peribahasa<span style="font-family:trebuchet ms;">Peribahasa:</span><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >‘Hati Yang Berdebu, Tubuh Menjadi Kotor’</span><br /></div><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Arti/Maksud:</span><br /><br /><div style="text-align: center; font-style: italic; font-weight: bold;"><span style="font-family:trebuchet ms;">‘Manusia yang memiliki hati berpenyakit, maka perilakunya menjadi tidak berakhlak’</span><br /></div><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Akhlak yang buruk berawal dari hati yang tidak sehat atau berpenyakit. Dari hati yang berpenyakit itu akan tercermin prilaku-prilaku kesehariannya yang tidak berakhlak. Para koruptor dan penzina adalah contohnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." </span>(HR. Al-Bukhari dan Muslim).</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki hati yang bersih.<br /><br />Untaian kalimat peribahasa diatas saya coba untuk membuatnya berawal dari membuka blog <a href="http://abisabila.blogspot.com/2010/06/belajar-berperibahasa.html">abisabila.blogspot.com</a>, membaca postingan tentang kontes menulis peribahasa, ingin juga saya mengikuti kontes itu, <a href="http://abdulcholik.com/2010/06/21/kontes-menulis-peribahasa/">Kontes Menulis Peribahasa</a> yang di selenggarakan oleh <a href="http://abdulcholik.com/">BlogCamp</a> blog miliknya <a href="http://abdulcholik.com/about/">Pakde Cholik</a>. Dan langsung saja saya mencoba merangkai kata dalam sebuah untaian kalimat. <span style="font-style: italic;">Alhamdulillah...</span> saya dapat merangkai kata itu dalam untaian kalimat yang menurut saya sebuah peribahasa.<br /><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-55187421657433537052010-06-28T07:30:00.002+07:002010-07-17T13:49:51.105+07:00Mengundang Malaikat Datang Mendo'akan<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Masih kurang lebih setengah jam lagi waktu memasuki waktu shalat subuh. Terlihat di remangnya lampu jalan seseorang sedang berjalan. Orang itu mengenakan kopiah, baju koko dan bersarung. Orang itu adalah Ustadz Anwar (bukan nama sebenarnya), Ustadz yang biasa mengajarkan anak-anak mengaji Iqra’ di musholla Al Ikhlas.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ustadz Anwar sedang berjalan menuju musholla, ia memang sering berangkat lebih awal dari waktu shalat subuh tiba. Ia manfaatkan waktu sebelum waktu shalat subuh tiba untuk shalat sunnah terlebih dahulu dan berdzikir. Beliau menunggu datangnya waktu shalat. Ustadz Anwar mengundang malaikat datang mendo’akan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo’akannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Muslim) </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kumandang adzan subuh pun mengalun terdengar. Menandakan waktu shalat subuh telah tiba. Tidak ada petugas muadzin di mushalla Al-Ikhlas. Siapa saja boleh mengumandangkan adzan ketika sudah waktunya. Tetapi memang ada yang biasa mengumandangkan adzan, dia adalah Pak Irwan (bukan nama sebenarnya) yang suaranya selalu terdengar mengumandangkan adzan subuh, membangunkan orang-orang yang masih terlelap tidur untuk bangun dan segera mendatangi musholla untuk shalat berjama’ah, Asshalatu khairumminannaum... Asshalatu khairumminannaum...</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Di hari-hari sebelumnya, sesekali memang terdengar adzan dari musholla yang tidak lain itu adalah suara Ustadz Anwar. Yang berarti tidak ada orang selainnya yang sudah berada di dalam musholla. Karena waktu shalat telah tiba, maka ia pun mengumandangkan Adzan, Allahuakbar… Allahuakbar… Tidak ada yang panjang alunan kumandang adzannya, karena memang mungkin ia sudah tua, kurang lebih 60 tahun usianya, ia tidak lagi sanggup memanjangkan setiap bait-bait bacaan adzan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Setelah jama’ah yang datang selesai shalat sunnah qabliyah subuh, iqamat pun dikumandangkan. Jama’ah berbaris di shaf pertama dan sebagian lagi berada di shaf kedua yang tidak terisi penuh barisannya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Biasanya Ustadz Anwar yang menjadi Imam jama’ah shalat subuh, tetapi bila ada Ustadz yang dianggap sepuh lainnya hadir, maka Ustadz Anwar mempersilahkannya untuk menjadi Imam. Dan Ustadz Anwar mengambil shaf pertama persis dibelakang Imam. Ustadz Anwar mengundang malaikat datang mendo’akan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Para malaikat berkumpul pada saat shalat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’.”(HR. Ahmad) </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang–orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Begitulah ustadz Anwar, senantiasa ia berusaha mengundang malaikat datang untuk mendo’akannya. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Selain di waktu subuh, di kesempatan waktu-waktu lainnya Ustadz Anwar juga senantiasa berusaha mengundang malaikat datang untuk mendo’akannya. Ustadz Anwar adalah Ustadz yang suka menggantikan mengisi pengajian malam ahad di musholla ba’da maghrib, ketika Ustadz yang di undang berhalangan hadir, Ustadz Anwar mengantikannya mengajarkan kebaikan kepada para jama’ah yang hadir. Ustadz Anwar mengundang malaikat datang mendo’akan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR. Tirmidzi) </span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-38602216966916551832010-06-24T17:00:00.003+07:002010-07-17T14:04:32.592+07:00Jangan Biarkan Ia Berdebu<span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br />Al Quran adalah kitab suci umat Islam, kitab suci umat Nabi Muhammad SAW. Setiap umat islam pasti memiliki Al Quran. Disetiap rumah-rumah umat islam pasti tersimpan Al Quran.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Al Quran ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, Al Quran terjemahan bahkan tafsir Al Quran, pasti setiap umat islam memilikinya. Bukan hanya satu tetapi mungkin dua bahkan lebih dari tiga.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tetapi coba tengoklah Al Quran di rumah kita, apakah ia terkotori dengan debu? Kapan kita terakhir menyentuhnya, melihatnya, membacanya, mempelajarinya, memahaminya?</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Al Quran itu terkotori oleh debu karena kita tidak lagi menyentuhnya, melihatnya, membacanya, mempelajarinya, memahaminya. Kita jadikan ia hanya menjadi pajangan lemari buku ruang tamu kita. Kita jadikan ia hanya sebagai mahar dalam setiap akad pernikahan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ada apa dengan kita sebenarnya? tidak lagi menyentuhnya, melihatnya, membacanya, mempelajarinya, memahaminya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Mungkin Al Quran yang suci itu tidak mau disentuh oleh tangan kita yang terlumuri oleh banyaknya perbuatan maksiat. Bukan tangan kita yang tidak mau menyentuhnya tetapi mungkin Al Quran yang suci itu yang tidak mau disentuh oleh tangan kita.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Mungkin Al Quran yang suci itu tidak mau dilihat oleh mata kita yang terkotori oleh banyaknya pandangan maksiat. Bukan mata kita yang tidak mau melihatnya tetapi mungkin Al Quran yang suci itu yang tidak mau dilihat oleh mata kita.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Mungkin Al Quran yang suci itu tidak mau dibaca oleh lisan kita yang sering keluar kata-kata maksiat. Bukan lisan kita yang tidak mau membacanya tetapi mungkin Al Quran yang suci itu yang tidak mau dibaca oleh lisan kita.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kalau sudah tidak mau menyentuh, melihat, membaca Al Quran apatah lagi mempelajari dan memahaminya?</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Astaghfirullahaladzim… Ya Allah mudahkanlah hamba untuk senantiasa dapat membaca, mempelajari dan mengamalkan Al Quran Kitab Suci-Mu Ya Allah, kitab suci Nabi Muhammad SAW, kekasih-Mu Ya Allah… Ya Allah mudahkanlah hamba dalam membaca, mempelajarinya serta mengamalkannya, karena ia adalah cahaya petunjuk menuju jalan yang lurus…</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Bersegeralah ambil air wudhu, bersihkan segala kotornya kemaksiatan dari tangan, muka dan kaki kita. Mulailah untuk membaca dan mempelajari Al Quran. Al Quran sebagai cahaya petunjuk jalan yang lurus.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">”... tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. As Syuura:52)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Mulai hari ini, jangan biarkan ia berdebu. Terus baca dan pelajari serta amalkanlah. Semoga dengan kita senantiasa membaca dan mempelajari serta mengamalkan Al Quran, kelak di hari kiamat nanti akan datang Al Quran memberikan syafaatnya kepada kita semua. Amin…</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an itu nanti pada hari kiamat akan datang untuk memberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. (HR. Muslim)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Wallahu a’lam</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-44219082913724504892010-05-19T13:00:00.001+07:002010-05-19T13:00:00.366+07:00Hati-Hati Dengan Kebiasaan Baik Kita Yang Hilang<span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br />Kita manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan memiliki 2 sifat. Sifat taqwa dan sifat fujur. Kedua sifat ini bisa menjadi potensi dalam diri kita.<br /><br />“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketaqwaannya”. (Qs. Asy-Syam: 8)<br /><br />Disebutkan di dalam Tafsir Ibnu Katsir Rasulullah SAW ketika membaca ayat di atas, beliau diam sebentar dan membaca do’a: “Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaannya. Engkau Wali dan Pemeliharanya. Dan Sebaik-baik yang menyucikannya”.<br /><br />Do’a itu baik juga kita panjatkan kepada Allah SWT, agar potensi taqwa senantiasa terdapat dalam diri kita. Ketika potensi sifat taqwa itu ada dalam diri kita, bersyukurlah kepada-Nya akan hal itu, dan cobalah semai potensi sifat taqwa itu, teruslah sirami dengan kebiasan-kebiasan baik amal shalih. Pelihara agar ia tetap terpatri di dalam diri kita. Yang semua itu dapat mensucikan jiwa. Dan kita akan termasuk orang-orang yang beruntung.<br /><br />“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”. (Qs. Asy-Syam: 9)<br /><br />Taqwa adalah sifat yang sang pemiliknya akan menjadi seorang yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, karena memiliki karakter furqan. Taqwa adalah sifat yang sang pemiliknya akan selamat melawati jalan yang penuh dengan duri, karena ia memiliki cahaya untuk menerangi jalan. Taqwa adalah sifat yang sang pemiliknya akan termuliakan di dunia dan kelak di akhirat.<br /><br />Kebiasan-kebiasan baik amal shalih kita, shalat berjama’ah tepat waktu, shalat sunah, tilawah qur’an, puasa sunah, shadaqah, menuntut ilmu, silaturahim, menjenguk orang sakit, sampai mengambil duri dan menyingkirkannya dari jalan adalah kebiasan-kebiasan baik amal shalih yang dapat memelihara sifat taqwa dalam diri kita.<br /><br />Sebaliknya ketika kebiasan-kebiasaan baik amal shalih itu mulai hilang, maka perlahan-lahan sifat fujur akan ada dan berpotensi dalam diri kita. Sifat fujur yang ada dalam diri kita akan menyebabkan kita terjerembab dalam kubangan kelalaian dan kesalahan. Jauh dari perintah Allah SWT. Yang semua itu dapat mengotori jiwa. Dan kita akan termasuk orang-orang yang merugi. Oleh karenanya segeralah tinggalkan dan beristighfar kepada Allah SWT.<br /><br />“dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Qs. Asy-Syam: 10)<br /><br />Awal dari potensi sifat fujur itu ada ketika kita mulai meninggalkan kebiasan-kebiasaan baik amal shalih kita, yang tadinya shalat berjamaah di masjid sekarang shalat sendiri di rumah, yang tadinya tilawah qur’an sekarang ditinggalkannya, shalat sunah terlupakan, menuntut ilmu diabaikan.<br /><br />Tidak menutup kemungkinan dari menurunnya kualitas ibadah yang berarti juga menurunnya kualitas iman kita, perlahan-lahan kita mulai salah jalan dalam melangkah. Potensi sifat fujur itu akan semakin besar dan akhirnya kita akan jauh dari perintah Allah SWT.<br /><br />Ketahuilah bahwa syaitan itu “sabar” dalam tujuannya untuk menyesatkan umat manusia dari jalan kebenaran yang lurus. Sampai datangnya hari kiamat syaitan akan senantiasa menggoda dan menyesatkan anak cucu Adam. Perlahan-lahan dan halus dalam menggoda sampai manusia terjerat. Menjerumuskan manusia ke dalam kubangan dosa, sekalipun dosa itu adalah dosa kecil. Tidak memandang manusia, semua menjadi incaran syaitan untuk digodanya. Menggoda dari arah muka, dari arah belakang, dari arah kanan dan arah kiri kita. Menggoda manusia untuk diajak menikmati dunia tanpa batas. Mengajak untuk tidak bersyukur (taat) kepada Allah SWT. Dan mengajak manusia melupakan akhirat.<br /><br />Diabadikan dalam Al Qur’an akan janji syaitan / iblis untuk meyesatkan semua manusia di muka bumi, firman-Nya: ”Iblis menjawab: ”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Qs. Al-A’raff:16-17)<br /><br />Oleh karenanya hati-hati dengan kebiasaan baik kita yang hilang. Jika kebiasaan-kebiasaan baik amal shalih itu hilang, maka bisa jadi akan berpotensi menjadi kebiasaan jelek ada pada diri kita, yang kebiasaan itu mewakili sifat fujur. Dan itu adalah sebuah kesuksesan syetan dalam menggoda manusia, menjauhkan manusia dari jalan-Nya yang lurus.<br /><br />Berusahalah untuk memelihara sifat taqwa dan meninggalkan sifat fujur yang ada dalam diri kita. Kita tinggalkan dengan mengisi hari-hari kita dengan senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, dan senantiasalah kita berdzikir kepada-Nya.<br /><br />Didalam buku Tarbiyah Ruhiyah, Abdullah Nashih Ulwan menerangkan ada 5 jalan untuk memelihara ketaqwaan itu, pertama Mu’ahadah (Mengingat perjanjian), kedua Muroqobah (Merasakan Kesertaan Allah), ketiga Muhasabah (Instrospeksi diri), keempat Mu’aqobah (Pemberian sanksi), kelima Mujahadah (Bersungguh-sungguh). Mungkin kita bisa membaca buku itu untuk lebih jelasnya.<br /><br />Dan potensi sifat taqwa itu akan selalu ada, selama kita masih bisa menghirup nikmat udara yang disediakan-Nya. Karenanya pintu taubat belumlah tertutup dan ketahuilah bahwa Allah SWT adalah Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang memohon akan ampunan-Nya. Oleh karena itu bersegeralah meraih taqwa itu dengan senantiasa menjalankan segala apa yang diperintah tentunya dengan mencoba mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dengan beribadah dan beramal shalih kepada-Nya, dan berusaha menjauhi segenap larangan-Nya.<br /><br />Kita bisa menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik amal shalih itu dengan tidak memaksakan dalam mengerjakannya. Sedikit-sedikit tetapi kita konsisten dan secara istimrariyah (terus-menerus) dalam mengerjakannya itu lebih baik, dan Allah SWT sangat menyukai itu. Dari pada kita paksakan harus menjalankan semua amal shalih yang harus dikerjakan tetapi tidak secara istimrariyah (terus-menerus).<br /><br />“Amalan apa yang paling disukai Allah Ta’ala?” Jawab Rasulullah “Amalan yang dikerjakan secara istimrariyah (terus menerus) walaupun sedikit”. (HR. Bukhari)<br /><br />Bukankah kita mengharapkan ketika izrail datang untuk menjemput , didapatinya kita sedang berada dalam kebiasaan-kebiasaan baik amal shalih kita, yaitu perbuatan taqwa, yang insya Allah dengan itu berarti kita Husnul Khatimah. Tetapi apa jadinya ketika izrail datang menjemput, didapatinya kita sedang berada dalam kebiasaan-kebiasaan melanggar larangan-Nya, yaitu perbuatan fujur. Semoga tidak terjadi pada diri kita dan keluarga kita semua. Amin…<br /><br />Wallahu a’lam<br /><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-23776988521771572492010-04-18T17:00:00.001+07:002010-04-18T17:00:04.624+07:00NATO, Cape' Deh...<span style="font-style: italic; font-family: trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ada orang tua yang menyuruh anaknya sholat ketika terdengar adzan berkumandang, hayya’alashsholaaaaah... tetapi orang tua tersebut malah asyik dengan aktivitasnya entah itu membaca koran, nonton telivisi, atau malah istirahat tidur-tiduran. Anak yang di suruh orang tuanya sholat tersebut berangkat juga ke Masjid, tetapi di Masjid ia malah bercanda dengan teman-teman sebayanya ketika seluruh jama'ah sedang melaksanakan sholat. Anak itu mengganggu kekhusuan seluruh jama'ah yang sedang sholat itu.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;" class="fullpost"><br />Kenapa anak itu malah bercanda ketika sholat? Diantara Jawabannya adalah karena tidak ada orang tuanya yang seharusnya mencontohkan. Anak pastinya lebih ngefek kepada orang tuanya dari pada orang lain. Ketika orang tua menyuruh sholat anaknya dan ia pun mencontohkan juga dengan berangkat ke Masjid bareng untuk sholat berjama'ah, dan mencoba menasihati anaknya untuk sholat mengikuti Imam dan jangan bercanda, pastilah seorang anak akan mendengarkan nasihat orang tuanya. Nasihat itu langsung dipraktekkannya sebagai contoh untuk anaknya.<br /><br />Karena memang kekuatan tauladan lebih dahsyat dari sekedar kata-kata. Rasulullah berhasil merubah dunia yang gelap gulita dan amat pekat kejahiliyahanya menjadi cerah secerah cahaya mentari menyinari bumi adalah dengan kekuatan tauladan. Oleh karenanya Allah SWT mengabadikan ketauladanan Rasulullah SAW itu di dalam Al Qur’an.<br /><br />”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Qs. Al-Qalam:4)<br /><br />”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. Al-Ahzab:21)<br /><br />Ada juga mereka yang bergelar Ustadz, tetapi mereka tidak bisa merubah keadaan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Islam. Mungkin karena memang tidak ada contoh dari Ustadz tersebut yang patut diikuti oleh masyarakat sekitarnya. Karena Ustadz tersebut ternyata memiliki Istri dan anak perempuannya yang tidak memakai Jilbab, anak lelakinya jarang sekali ke Masjid untuk sholat berjamaah.<br /><br />Jelaslah orang yang seperti itu tidak akan bisa menjadi tauladan di masyarakat walaupun bergelar Ustadz, karena orang yang bisa menjadi tauladan di masyarakat adalah orang yang bukan cuma NATO, Not Action Talk Only. Bukan yang cuma bisa berkata-kata saja, tetapi tidak melakukan apa yang ia katakan, cape’ deh... Bukan cuma masyarakat yang ’ngedumelin’ orang seperti itu tetapi Allah SWT juga benci terhadap orang itu, ketahuilah firman-Nya di dalam Al Qur’an: ”Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Qs.Ash-Shaff:2-3)<br /><br />Wallahu a’lam bishshawab<br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-66732029050899646562010-04-02T07:00:00.001+07:002010-04-05T08:58:41.309+07:00Hitung Umur Anda Dengan Menggunakan Kalender Hijriah<span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh : Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Selama ini kita menghitung umur dengan menggunakan kalender MASEHI. Misalnya saya, tanggal lahir 2 April 1977 dan sekarang tahun 2010, berarti umur saya sekarang 2010-1977=33 tahun.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Coba kita hitung tanggal lahir kita dengan menggunakan kalender HIJRIAH. Misalnya saya, tanggal lahir 2 April 1977 (Masehi) dikonversi ke Hijriah menjadi 13 Rabiultsani 1397 dan sekarang tahun 2010 atau 1431 Hijriah, berarti umur saya sekarang 1431-1397=34 tahun. </span><br /><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"><br />Melihat hasil perhitungan umur diatas ada perbedaan hasil antara perhitungan dengan kalender MASEHI dan HIJRIAH. Yang berarti saya lebih tua satu tahun dengan menghitung umur dengan menggunakan kalender Hijriah. Apalagi yang sekarang berumur 40 tahun keatas (masehi), bila menghitung umurnya dengan menggunakan kalender hijriah bisa selisih dua tahun lebih tua.<br /><br />Gunakan sebaik-baiknya nikmat umur yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita. Jadilah kita sebagai sebaik-baiknya manusia seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya (HR. Ahmad).<br /><br />Banyak umat islam sekarang ketika diberi nikmat panjang umur oleh Allah SWT. tetapi mereka tidak berusaha mensyukuri nikmat itu dengan menjadi sebaik-baiknya manusia yaitu baik amalannya dengan meningkatkan amal ibadahnya kepada Allah SWT. Mereka malah melakukan tradisi orang diluar Islam yaitu MENIUP LILIN, merayakannya dengan berfoya-foya.<br /><br />Maka tidak heran t-shirt anak muda sekarang ada yang bertuliskan “Muda Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Sorga”, bukan hanya t-shirt tapi banyak sticker yang tertempel di sepeda motor anak muda sekarang yang bertuliskan seperti itu. Kalimat yang sangat tidak mendidik, bagaimana mungkin ketika masa muda berfoya-foya pada masa tuanya nanti akan kaya-raya dan berharap juga mati masuk sorga. Mimpi Kali’…<br /><br />Semoga kita termasuk sebaik-baiknya manusia yaitu orang-orang yang diberi nikmat umur panjang dan kita gunakan umur yang panjang itu untuk senantiasa baik amalannya dengan meningkatkan amal ibadahnya kepada Allah SWT. Amin.<br /><br />“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Qs. Adz-dzariat:56)<br /><br />Wallahu a’lam bishshawab<br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-86519941538121744182010-03-20T07:00:00.001+07:002010-05-15T13:37:39.040+07:00Usia 13 Tahun Menjadi Hafidz<span style="font-style: italic; font-family: trebuchet ms;">oleh : Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">“Anak ana (saya) tadi malam sudah khatam”, begitu kata Pak Iwan (bukan nama sebenarnya), yang terlihat wajahnya sangat senang sekali ketika mengabarkannya. Bagaimana tidak, anaknya Farhat (bukan nama sebenarnya) yang baru berumur 13 tahun itu sudah khatam menghafal Al Qur’an. Ya… anaknya yang baru berumur 13 tahun tersebut sudah khatam menghafal Al Qur’an 30 Juz. Khatam hafalannya bertepatan dengan hari lahirnya yang ke 13 tahun.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kemudian Pak Iwan memperdengarkan beberapa rekaman di HP nya murotal yang dibawakan oleh Farhat, kakak dari 2 orang adik-adiknya. Subhanallah… bagus sekali suaranya tidak seperti anak yang baru berumur 13 tahun, gumamku dalam hati. Menyusul adiknya yang kedua Farhan (bukan nama sebenarnya), juga akan di kader menjadi seorang Hafidz, yang kini baru menghafal 1 juz Al Qur’an.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;" class="fullpost"><br />Sebelum disekolahkan di SMP Islam Terpadu, ketika masih di SD Islam Farhat sudah hafal 6 Juz, sisanya ia khatamkan ketika di SMP Islam Terpadu, yang sekarang baru duduk di kelas 2 SMP. Dan Pak Iwan pernah bercerita memang di dalam keluarganya, beliau senantiasa mengajak seluruh keluarganya, istri dan anak-anaknya bahkan pembantunya untuk membiasakan tidak meninggalkan untuk membaca Al Qur’an. Dan jadwal membaca Al Qur’an bersama dalam keluarganya adalah selepas shalat Maghrib, setiap harinya.<br /><br />Hasil dari pendidikan yang ia terapkan kepada keluarga khususnya kepada anak-anaknya membuahkan hasil. Anak-anaknya senang membaca Al Qur’an, dan meningkat bukan hanya untuk membacanya saja tetapi juga untuk menghafalnya. Tentunya juga mencoba untuk mengamalkannya.<br /><br />Pak Iwan tidak hanya menyuruh anaknya untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an, tetapi beliaupun mencontohkannya terlebih dahulu. Beliau juga membaca dan mempelajari Al Qur’an bersama-sama Istri dan anak-anaknya. Dari contoh itulah yang akhirnya anak-anaknya mengikuti dari kebaikan yang ada pada kedua orang tuanya.<br /><br />Saya pun teringat cerita Pak Iwan beberapa tahun yang lalu tepatnya di bulan Ramadhan ketika ia mendapat jadwal kultum di musholla kantor. Beliau bercerita bahwa ketika anak pertamanya itu masih dalam kandungan ibunya, Dokter yang memeriksa kesehatan kehamilan Istrinya mengabarkan bahwa terdapat kelainan yang di alami oleh janin di dalam kandungan. Oleh karenanya ketika anaknya nanti lahir, akan mengalami kelainan atau kecacatan.<br /><br />Dokter menyarankan untuk mengaborsi kandungan istrinya. Terlihat berkaca-kaca mata Pak Iwan menceritakan pengalamannya ketika istrinya mengandung anak pertamanya tersebut. Tetapi Pak Iwan tidak mengikuti apa yang disarankan oleh Dokter. Ia serahkan segalanya kepada Allah SWT. Walaupun ketika lahir nanti anaknya akan ada kelainan atau cacat ia akan terima. Daripada harus mengaborsi kandungan, yang sama saja itu dengan membunuh.<br /><br />Dan akhirnya anak pertamanyapun lahir, diberikannya nama Farhat. Dalam perjalanan pertumbuhannya apa yang dikatakan oleh Dokter itu tidaklah menjadi kenyataan. Malah sebaliknya anak itu tumbuh menjadi anak yang pintar, berprestasi gemilang di kelas. Dan prestasi yang sangat membanggakan itu adalah kini anaknya menjadi seorang Hafidz (hafal Al Qur’an) di usianya yang ke 13 tahun. Usia yang belumlah masuk usia dewasa, tetapi masih dalam usia anak-anak.<br /><br />Alhamdulillah, keberkahan selalu akan mengiringi. Farhat dijanjikan oleh Ustadz pengasuhnya di SMP Islam Terpadu, jika telah hafal 30 juz akan diberangkatkan Umroh ke tanah suci.<br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-88414430503272210332010-03-08T13:00:00.008+07:002010-03-08T13:40:48.968+07:00Akhirnya Tiba<span style="font-family:trebuchet ms;"> <em>oleh: Addy<br /><br />Melalui taaruf kumengenal dirimu<br />Dikaupun akhirnya mengenal diriku<br />Dalam rangka untuk menempuh hidup baru<br />Bersama menjadi cita menggapai ridho-Nya<br /><br />Istikharah kulakukan untuk menetapkan hati<br />Memohon petunjuk Ilahi atas pilihan<br />Dan ternyata dikau adalah belahan jiwa<br />Yang ku nanti untuk bersama arungi bahtera<br /><span class="fullpost"><br />Reff:<br />Hari itu pun akhirnya tiba<br />Akadpun terlantunkan<br />Sujud syukurku pada-Mu<br />Semoga keberkahan Engkau limpahkan<br />(Oh ayah oh ibu<br />Terima kasih atas doa restumu)<br /><br />Kuucapkan syukur pada-Mu Rabbi<br />Atas rahmat yang kau berikan pada kami<br />Bimbinglah kami jagalah kami<br />Dalam bahtera yang akan kami jalani<br /></em><br />***<br /><br />Hari ini 5 tahun yang lalu, 8 Maret 2005<br />Kisahku dalam untaian kata syairnasyid,<br />Doakan semoga senantiasa berada dalam naungan keberkahan-Nya<br /><br />Amin...</span></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-69925679597990559042010-03-01T15:00:00.001+07:002010-03-01T17:54:41.050+07:00Ghirah (Semangat) Seorang Kakek Tua<span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Lima tahun yang lalu saya mengenal sorang kakek yang berumur kurang lebih 90 tahunan. Saya mengenalnya karena saya menikahi salah satu cucu dari kakek tersebut. Semenjak 4 tahun lalu beliau sudah menjadi Kakek Buyut dari anak saya. Kakek itu bernama Sadi. Saya biasa memanggilnya Bapak Sadi, karena memang cucu-cucu beliau memanggilnya Bapak Sadi. Panggilan untuk Kakek di dalam keluarga Istri saya adalah Bapak. Bapak Sadi adalah sesepuh di kampung tempat dibesarkannya istri saya, Desa Angrit Kampung Leuwiipuh, Lebak Banten. Butuh waktu 3 s.d 4 jam dari Terminal Pakupatan Serang untuk sampai ke Desa ini dengan menggunakan jasa angkutan umum jurusan Serang-Malimping.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;" class="fullpost"><br />Bapak Sadi menurut saya adalah sosok kakek yang terdapat keteladanan pada dirinya. Dalam keadaannya yang sudah renta ia masih senantiasa memiliki ghirah (semangat) dalam beribadah. Shalat 5 waktu dikerjakannya di awal waktu ketika adzan terdengar berkumandang. Karena kerentaannya memang beliau sudah tidak kuat lagi berjalan jauh untuk mendatangi mushola tetapi beliau lakukannya di rumah, kecuali shalat jum’at beliau masih memiliki semangat untuk berangkat ke Masjid yang biasanya di bonceng motor oleh menantunya yaitu Ayah dari Istri saya. Karena masjid yang ada untuk melakukan sholat Jum’at ada di Desa tetangga yang jaraknya lebih kurang 1 kilo meter dari rumah Bapak Sadi.<br /><br />Selain shalat 5 waktu itu, beliau juga senantiasa melaksanakan shalat dhuha dan membaca Al Qur’an di setiap pagi dan sore hari. Al Qur’an yang beliau baca itu selalu ada di atas meja tamu, dan memang beliau biasa membacanya di ruang tamu. Dan pemandangan itu sangat jelas terlihat oleh saya dari depan teras rumah orang tua istri saya.<br /><br />Dalam waktu yang sudah memasuki usia senja beliau benar-benar memanfaatkan waktunya untuk tidak melewatkan ibadah yang masih sanggup beliau lakukan. Itu beliau lakukan bukan karena usia yang sudah memasuki usia senja, tetapi memang semasa mudanya beliau juga adalah orang yang selalu mencoba untuk berbuat baik dan beramal sholeh. Semasa kecil cucu-cucunya diantaranya istri saya, adalah beliau yang mengajarkan mereka supaya lancar dalam membaca Al Qur’an.<br /><br />Setiap kali saya berkesempatan pulang kampung ke rumah orang tua istri untuk bersilaturrahim ketika Idul Fithri atau hari-hari libur panjang, saya singgah juga kerumah Bapak Sadi yang memang rumahnya tidak jauh karena bertetanggaan dengan rumah orang tua istri. Kebiasaannya itu masih saja beliau lakukan, sholat tepat waktu, sholat dhuha dan membaca Al Qur’an.<br /><br />Subhanallah... ada keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada Bapak Sadi. Ketika musim kemarau datang, kemarau yang berkepanjangan, sumur-sumur warga desa menjadi kering. Tidak ada sumber air untuk keperluan sehari-hari, tetapi tidak jauh di belakang rumah Bapak Sadi tetap mengalir sumber mata air. Yang hampir semua warga Desa mengambil keperluan airnya dari sumber mata air tersebut. Untuk keperluan mandi dan juga mencuci pakaian.<br /><br />Yang mengatakan ada keberkahan itu adalah Ustadz Samson Rahman, penterjemah buku Best Seller La Tahzan. Ustadz Samson Rahman adalah suami dari salah satu cucu Bapak Sadi. Istri dari Ustadz Samson Rahman adalah saudara sepupu dengan istri saya. Ketika hari Idul Fithri memang biasanya kami berkumpul di rumah Bapak Sadi untuk bersilaturrahim keluarga. Dalam kesempatan itu juga saya sempatkan untuk berdiskusi ringan kepada Ustadz Samson Rahman yang biasa saya panggil Kak Samson.<br /><br />***<br /><br />Saya mencoba untuk intropeksi diri, berkaca pada seorang Bapak Sadi, seorang kakek yang hampir satu abad hidup di dunia ini, yang tetap dalam ghirah (semangat) beribadah walaupun telah renta badan termakan usia, walaupun telah putih seluruh rambut tak bersisa hitam, walaupun telah keriput kulit tak lagi kencang, walaupun terkadang datang sakit-sakitannya seorang tua. Bagaimana dengan saya yang masih muda dalam usia, yang masih hitam seluruh rambut, yang masih kencang kulit menutupi tulang, yang masih banyak sehat daripada sakitnya. Seharusnya ghirah (semangat) beribadah yang ada pada diri ini, haruslah melebihi ghirah (semangat) seorang kakek tua, Bapak Sadi.<br /><br />Teringat akan sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR. Ahmad). Semoga sisa nikmat umur yang entah sampai kapan akan diberikan-Nya, tergunakan dalam rangka untuk senantiasa berbuat baik dan beribadah kepada-Nya. Untuk menyongsong hari yang pasti, hari dimana ajal kan datang menghampiri, dan setiap manusia di dunia ini tanpa terkecuali akan merasakannya.<br /><br />Tiada daya kekuatan setiap hamba dalam menjauhi maksiat, dan tiada daya kekuatan setiap hamba dalam melakukan keta’atan, kecuali atas pertolongan-Mu Ya Allah. Laa haw laa Walaa Quwwataa Illa Billahi ’Aliyil ’Adzim. Amiin...<br /><br />Wallahu’alam</span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-61654175595052998672009-10-29T09:00:00.003+07:002009-10-29T09:00:02.363+07:00Kemenangan Pasti<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIlJg3eGoxaVbjn7M96xwnv_772CSXkpX5zP47zUDFj9MkAmV6mH9n5ZL2HJAcrtBamgxEm7ubD4CgHZJGOE_5RxCVoMhSMqlp8ww9MZiugjwA4zcebIGOU__RKlOO89razTzYMUCdFn8/s1600-h/palestina.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 315px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIlJg3eGoxaVbjn7M96xwnv_772CSXkpX5zP47zUDFj9MkAmV6mH9n5ZL2HJAcrtBamgxEm7ubD4CgHZJGOE_5RxCVoMhSMqlp8ww9MZiugjwA4zcebIGOU__RKlOO89razTzYMUCdFn8/s320/palestina.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5397523693008304642" /></a><br /><em><span style="font-family:trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma<br /><br />kau yang memiliki ghirah suci<br />kau yang mempunyai azzam abadi<br />yang meyakini janji ilahi<br />tuk hancurkan laknat yahudi<br /><br />ribuan anak kecil pelempar batu<br />antrian panjang pemuda istisyhad<br />menjadikan bukti perjuanganmu<br />yang tak kan berhenti walau sesaat<br /><span class="fullpost"><br />intifadhoh tak kan berhenti<br />intifadhoh kan trus berlari<br />menuju gerbang kemenangan pasti<br />bersama ridho ilahi rabbi<br /><br />tak terhitung yang menemui kesyahidan<br />yang rela serahkan jiwa dan raga<br />mereka hidup disisi arrahman<br />bersama bidadari-bidadari surga</span></em><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-60406773976294410842009-10-28T09:00:00.001+07:002009-10-28T09:00:03.580+07:00Intifadhah Kembali<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMq9jjuiWzyjHjkAZna1pUbYaoy0o6XCZcFCeGHLFbzDJevlrD7S8__NADwEIB5yCgOKWMqD6Eu6XAVsrah0N_WO0wd1hrHjO-cjWGiCuvOhHqxdyn6lpV_43LwulnZv5kLPKMJwWj-NQ/s1600-h/mujahid.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 167px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMq9jjuiWzyjHjkAZna1pUbYaoy0o6XCZcFCeGHLFbzDJevlrD7S8__NADwEIB5yCgOKWMqD6Eu6XAVsrah0N_WO0wd1hrHjO-cjWGiCuvOhHqxdyn6lpV_43LwulnZv5kLPKMJwWj-NQ/s320/mujahid.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5397099932449317906" /></a><br /><em><span style="font-family:trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma<br /><br />hamasah jiwa yang bergelora<br />tuk berjihad relakan raga<br />tinggikan islam yang mulia<br />di bumi palestina tercinta <br /><br />tekad baja slalu terpatri<br />tuk mengusir kufar yahudi<br />dari bumi yang diberkati<br />bumi lahirnya para nabi<br /><span class="fullpost"><br />palestina intifadhah kembali<br />tetap suarakan perlawanan<br />palestina intifadhah kembali<br />satukan kekuatan kemenangan<br /><br />beribu syuhada telah pergi<br />hidup abadi disisi ilahi<br />generasi berikut kan menanti<br />hingga datang kemenangan hakiki</span></em><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-11588938448332169342009-10-27T13:00:00.001+07:002009-10-27T13:00:02.473+07:00Bebaskan Palestina<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC9F-R-Kagoffkua4L1EuM6KxS27zXqN_Ddi5DHK9qmKJPjnJVtxTNFcsjlza6hm1flkiKLnaw8oaEkPlOBJpZ0pqTmfm28DYvbXg783wjRJXtE4_6W_eazNvqTn0ewzfj41FG6jE1QKE/s1600-h/palestine%25202.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC9F-R-Kagoffkua4L1EuM6KxS27zXqN_Ddi5DHK9qmKJPjnJVtxTNFcsjlza6hm1flkiKLnaw8oaEkPlOBJpZ0pqTmfm28DYvbXg783wjRJXtE4_6W_eazNvqTn0ewzfj41FG6jE1QKE/s320/palestine%25202.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5397095971286950562" /></a><br /><em><span style="font-family:trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma<br /><br />jangan gentar hadapi mereka<br />gelorakan semangat perjuangan<br />ingatlah akan janji-Nya<br />taman syurga adalah balasan<br /><br />mereka adalah musuh abadi<br />yahudi yang dilaknat ilahi<br />jangan biarkan Alquds terzolimi<br />dalam genggaman tangan syaitoni<br /><span class="fullpost"><br />bebaskan palestina<br />dari laknat yahudi penjajah<br />bebaskan Alquds tercinta<br />bumi anbiya yang penuh berkah<br /><br />jihad fi sabilillah sebuah pilihan<br />untuk mewujudkan kemenangan<br />yang Allah telah janjikan<br />tunggulah kan jadi kenyataan</span></em><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-16489553211725284282009-10-27T08:00:00.002+07:002009-10-27T09:14:55.819+07:00Sebait Doa Untukmu Palestina<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie1tB6ci2N0qIGg0rWaNJIm0yxpQvi3yiwqSXuvuBeFiwSWPmcSauFtFZ8AcM1o2d7qoELvb1my3c5EfCZMo2-R3b6jUVh7QbdOMVJ2Y8uqCRCPMrssRG-3hfzgpDde1DeB4uSk_cnxKQ/s1600-h/2349410819_b2593f053d.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 284px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie1tB6ci2N0qIGg0rWaNJIm0yxpQvi3yiwqSXuvuBeFiwSWPmcSauFtFZ8AcM1o2d7qoELvb1my3c5EfCZMo2-R3b6jUVh7QbdOMVJ2Y8uqCRCPMrssRG-3hfzgpDde1DeB4uSk_cnxKQ/s320/2349410819_b2593f053d.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5397096277407728146" /></a><br /><em><span style="font-family:trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma<br /><br />hanya sebait doa yang dapat kuberikan<br />untukmu bumi perjuangan palestina<br />takkan lelah ku panjatkan<br />dalam setiap doa terhias cinta<br /><br />sabar dalam letih perjuangan<br />yakin janji Allah yang Maha Besar<br />pasti kan kau raih kemenangan<br />seperti tentara-Nya di medan badar<br /><span class="fullpost"><br />batu batu engkau lemparkan<br />dari genggaman kecil jari-jemari<br />bom syahid terdengar menghentakkan<br />bersama tumpahan merah darah kasturi<br /><br />Allah tak kan sia-siakan<br />perjuanganmu hai jundi arrahman<br />hidup mulia atau gapai kesyahidan<br />berteman bidadari di taman keabadian<br /><br />allahumma anshiril ikhwanana<br />allahumma anshiril muslimina<br />allahumma anshiril mujahidina<br />fil ardhil jihad filistin<br /><br />hanya sebait doa yang dapat kuberikan...</span></em><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-10032669724081444442009-09-24T08:00:00.003+07:002009-09-24T08:00:01.553+07:00Ruhiyah Yang Ternuansakan Ramadhan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcdAuwkHuVhyDA9TFCu-CWew7SdZED8vuKSXYeXiOma0HW39LZYeiQXS4DA3NRa6yBRTWTulPPebi7js7mVe0neVT0IaAsd0NbQlwnWp5cQZmZFFpXQoFwJriJsr5HSsIv6dzb1WTjI6A/s1600-h/sujud_.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 143px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcdAuwkHuVhyDA9TFCu-CWew7SdZED8vuKSXYeXiOma0HW39LZYeiQXS4DA3NRa6yBRTWTulPPebi7js7mVe0neVT0IaAsd0NbQlwnWp5cQZmZFFpXQoFwJriJsr5HSsIv6dzb1WTjI6A/s320/sujud_.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378889981597369986" /></a><br /><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ramadhan bulan Mulia itu telah berlalu, tak terasa kita lewati yang dalam setiap waktunya penuh dengan keberkahan. Ada yang melewatinya, menjalaninya dengan kedahsyatan ibadah yang tak terlakukan di bulan-bulan selain Ramadhan. Amaliah-amaliah ibadah Ramadhan itu semua dicoba untuk dikerjakan. Dari mulai puasa, qiyamullail, tilawah Qur'an, memberi makanan berbuka, zakat infaq shadaqah, hingga itikaf sepuluh hari terakhir Ramadhan, semua dapat dengan mudah untuk dikerjakan. Ya karena memang Ramadhan mempunyai daya tarik tersendiri, ada kekuatan yang dahsyat dalam bulan yang Mulia ini. Sehingga banyak orang berlomba-lomba dalam kebaikan Fastabiqul Khairat dalam meraih kemuliaan, keberkahan dan berjuta keutamaan-keutamaan Bulan Ramadhan.<br /><span class="fullpost"><br />Bulan Ramadhan yang telah terlewati kemarin adalah sebuah bulan pendidikan, Syahruttarbiyah. Kita mengisi setiap waktu-waktu didalamnya dengan amaliah-amaliah ibadah yang dilakukan dengan menghadirkan keikhlasan dan hanya mengharap keridhoaan dari Allah yang Maha Rahman. Didalam rangkaian amaliah-amaliah Ramadhan tersebut kita di didik untuk bisa menjadi seorang mukmin yang bertaqwa kepada Allah SWT untuk modal mengarungi kehidupan selepas Ramadhan. Karena dengan modal taqwa itu kita akan selamat dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Kehidupan yang bagaikan jalan yang penuh dengan duri, kita harus berhati-hati dalam melewatinya. Itulah hakikat ketaqwaan yang pernah disampaikan oleh sahabat Umar bin Khattab ra. dalam suatu dialognya dengan sahabat Ubay bin Kaab ra. Umar bin Khattab ra. pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang taqwa. Ubay ra. menjawab, ”Bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh dengan duri?”, “Ya” jawab Umar, Ubay kembali bertanya “Apa yang anda lakukan saat itu?”, “Saya bersiap-siap dan berjalan dengan sangat hati-hati” jawab Umar, “Itulah taqwa” Ubay menegaskan.<br /><br />Taqwa adalah hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang telah lulus menjadi alumni Ramadhan, sukses dengan berbagai macam pendidikan yang ada di dalamnya, tarbiyah Ramadhan.<br /><br />Kedahsyatan amaliah-amaliah Ramadhan tidak redup seketika bulan Syawal datang menyapa. Menyambut hari pertama Syawal dengan menggemakan Takbir, Tahlil dan Tahmid yang penuh makna dengan senantiasa melantunkan keindahan kalimatnya dengan syahdu yang menggetarkan qalbu ...Allahuakbar Allahuakbar Lailahaillallahu Wallahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd... Dan hari Idul Fithri itu adalah hari Rayanya bagi mereka yang senantiasa mengisi Ramadhan dengan ketaatan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas dan hanya mengharap keridhoan-Nya. Tetap semangat dalam mengerjakan kedahsyatan amaliah-amaliah ibadah Ramadhan itu dalam bulan-bulan selepasnya. Mereka yang seperti itu adalah jiwa-jiwa yang ruhiyahnya ternuansakan Ramadhan. Yang dengan itu taqwa yang terraih akan senantiasa terjaga.<br /><br />Kedahsyatan amaliah-amaliah Ramadhan itu tetap berlanjut. Rasulullah masih mengajarkan umatnya untuk mengisi bulan Syawal berpuasa, yaitu puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Dari Abu Ayyub ra. bahwasannya Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian diikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun”. (HR. Muslim).<br /><br />Dan ada puasa sunah yang Rasulullah ajarkan juga kepada kita, yang Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan tidak pernah meninggalkannya, yaitu puasa sunah senin-kamis dan puasa sunah ayyamul bidh (puasa tanggal 13,14,15 setiap bulan Hijriyah).<br /><br />Dari ‘Aisyah ra. berkata “Rasulullah SAW senantiasa bersungguh-sungguh dalam puasa senin-kamis”. (HR At-Tirmidzi)<br /><br />Dari Abu Darda’ ra. berkata “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepada saya untuk sama sekali tidak meninggalkan tiga hal selama saya hidup yaitu: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan supaya saya tidak tidur sebelum mengerjakan shalat witir”. (HR. Muslim)<br /><br />Dari Qatadah bin Milhan ra. berkata “Rasulullah SAW menyuruh kami untuk puasa pada Ayyamul Bidh yakni tanggal 13, 14 dan 15” (HR Abu Daud)<br /><br />Yang kalau kita jumlahkan jumlah puasa sunah dalam bulan Syawal ini lebih kurang 15 hari yang berarti separuh dari bulan Syawal dapat ternuansakan Ramadhan dengan puasa sunah (puasa sunah Syawal dikerjakan 6 hari berturut-turut setelah hari Raya Idul Fithri -menurut Syafi’iyah dan Hanafiyah ini yang lebih afdhal-). Begitupun dalam bulan-bulan sesudah Syawal, puasa senin-kamis, puasa ayyamul bidh, puasa arafah dan puasa sunah lainnya walaupun ibadah sunah senantiasa berusaha untuk mengerjakannya.<br /><br />Begitu juga dengan tilawah Qur'an di bulan Ramadhan, setiap masjid terdengar orang membaca Al Qur’an, tadarus Qur’an bersama-sama jama’ah masjid. Bahkan dirumah-rumah juga terdengar lantunan bacaan ayat suci Al Qur’an. Mereka berusaha untuk dapat mengkhatamkan Al Qur’an dalam bulan Ramadhan walaupun hanya sekali, ada juga yang dapat mengkhatamkan Al Qur’an lebih dari sekali. Semoga kedahsyatan amaliah itu juga tidak redup seketika bulan Ramadhan berlalu. Tetapi masih bisa melakukannya, membacanya di bulan-bulan selepasnya. Karena tilawah Qur'an adalah ibadah yang paling utama umat Nabi Muhammad SAW, Rasulullah pernah bersabda “Ibadah ummatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur'an." (HR. Baihaqi)<br /><br />Membaca saja sudah menjadi keutamaan apalagi kita mempelajarinya dan mengajarkannya. Sebaik-baik manusia adalah sebutan yang disematkan Rasulullah SAW kepada mereka yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an, seperti yang pernah disabdakannya "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya".(HR. Bukhari)<br /> <br />Bagi yang masih terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an, terus berlatih untuk bisa lancar dalam membacanya dan dua pahala akan didapat untuk mereka yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata, “Seseorang yang membaca Al-Qur’an yang mahir dalam membacanya bersama malaikat yang diutus, yang mulia lagi senantiasa berbuat taat, dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)<br /><br />Tilawah Qur’an dalam setiap huruf yang dibaca akan mendapat satu kebaikan, dan setiap kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat. Seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Kitab (Al Qur’an) maka ia mendapat satu kebaikan. Setiap kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf”. (HR. At-Tirmidzi)<br /><br />Minimal kita dapat mengkhatamkan Al Qur'an sekali dalam setiap bulannya. Yang dengan itu berarti pendidikan di bulan Ramadhan, tarbiyah yang dilakukan dalam Ramadhan kemarin berbekas pada diri kita. Bulan-bulan selepasnya kita coba usahakan ternuansakan Ramadhan dengan senantiasa tilawah Qur’an. Dan semoga di yaumul akhir kelak kita adalah golongan orang-orang yang mendapatkan syafaat dengan Al Qur’an karena kita senantiasa membacanya ketika di dunia.<br /><br />“Bacalah al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an itu nanti pada hari kiamat akan datang untuk memberi Syafaat kepada orang yang membacanya” (HR Muslim)<br /><br />Begitu pula amaliah-amaliah ibadah lainnya seperti shalat berjamaah di masjid dan qiyamullail. Dalam bulan Ramadhan masjid penuh sampai melebihi kapasitas ruang shalat yang ada di dalam masjid dan masih banyak lagi yang harus shalat di teras masjid dan halaman luar masjid, Subhanallah… Dan mereka yang ruhiyahnya ternuansakan Ramadhan akan tetap menjalankan shalat-shalatnya senantiasa berjama’ah di masjid. Sungguh ada kekuatan dahsyat ketika kita senantiasa shalat berjama’ah di masjid selain ukhuwah diantara jama’ah juga banyak hadist berbicara pentingnya shalat secara berjama’ah.<br /><br />”Shalat berjamaah itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”. (HR. Bukhari Muslim).<br /><br />“Barangsiapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim)<br /><br />Dalam Ramadhan kemarin masjid juga terisi penuh terpadati orang-orang yang ingin menjalankan shalat tarawih. Shalat tarawih adalah qiyamullail yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Berlalunya bulan Ramadhan bukan berarti kita berhenti melakukan qiyamullail, tetapi tetaplah kita ternuansakan Ramadhan di malam-malam hari diluar bulan Ramadhan dengan qiyamullail.<br /><br />“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah Puasa pada bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat pada waktu malam”. (HR. Muslim)<br /><br />“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (Qs. Al Israa' : 79)<br /><br />Dan sederet amaliah-amaliah ibadah lainnya yang kita kerjakan di Ramadhan kemarin, di luar Ramadhan pun kita tetap mengerjakannya. Kita jadikan bulan-bulan di luar Ramadhan ternuansakan Ramadhan dengan kita tetap mengerjakan amaliah-amaliah ibadah tersebut. Mengerjakannya dengan istimrariyyah atau terus-menerus walaupun sedikit, dan yang seperti itulah amalan yang disukai oleh Allah SWT. Bertanya Aisyah ra. "Amalan apa yang paling disukai Allah Ta’ala” Jawab Rasulullah “Amalan yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit”. (HR. Bukhari)<br /><br />Dahsyatkan amaliah ibadah kita dengan melakukannya dengan istimrariyyah, terus-menerus, kontinyu walaupun sedikit. Semoga dengan itu dalam hari-hari diluar bulan Ramadhan yang telah berlalu ruhiyah kita tetap ternuansakan Ramadhan. Semoga keistiqamahan kita dalam mengerjakan amaliah-amaliah ibadah tersebut diberikan pahala yang lebih baik dan ganjaran berupa kehidupan yang baik, kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…<br /><br />Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl : 97)<br /><br />Wallahu a’lam bishshawab</span><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-15514544276341460262009-09-20T08:00:00.000+07:002009-09-20T08:00:00.841+07:00Kumandang Adzan Maghrib Satu Syawwal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBtTqKy8CZz14_ZcE4S3JH6oo9kPEJe25BtgR-RRBDSG1F27Lp1zY_4dYvXEnF9fJJk8bvv0DRoHEf2zC-BQD1N3BztU3rXBINUSJXlQWQPA3yhMe6maFJEYaFWAJ8Bd_CPPEvw8ze0n8/s1600-h/masjid.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 198px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBtTqKy8CZz14_ZcE4S3JH6oo9kPEJe25BtgR-RRBDSG1F27Lp1zY_4dYvXEnF9fJJk8bvv0DRoHEf2zC-BQD1N3BztU3rXBINUSJXlQWQPA3yhMe6maFJEYaFWAJ8Bd_CPPEvw8ze0n8/s320/masjid.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5374895446481396354" /></a><br /><em><span style="font-family:trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma<br /><br />kumandang adzan maghrib satu syawwal<br />akhir dari satu diantara dua kebahagiaan<br />kebahagiaan bagi mereka perindu syurga<br />kebahagiaan berjumpa waktu berbuka<br /><br />ya Allah, kebahagiaan berjumpa dengan-Mu adalah kebahagiaan yang kunanti<br /><span class="fullpost"><br />kumandang adzan maghrib satu syawwal<br />akhir dari bulan penuh kemuliaan<br />kemuliaan bagi mereka perindu syurga<br />kemuliaan yang tiada dibulan-bulan selepasnya<br /><br />ya Allah, kemuliaan di dunia dan juga akhirat semoga kumiliki<br /><br />kumandang adzan maghrib satu syawwal<br />akhir dari bulan yang datangnya dirindukan<br />dirindukan bagi mereka perindu syurga<br />dirindukan dalam setiap lantunan indah do'a-do'a<br /><br />ya Allah, semoga Engkau pertemukan aku dengan ramadhan kembali<br /><br />kumandang adzan maghrib satu syawwal<br />awal dari sebuah makna kemenangan<br />kemenangan bagi mereka alumni ramadhan sejati<br />kemenangan yang senantiasa terharap dalam hati<br /><br />ya Allah, nikmat hari kemenangan itu telah teranugrahkan dan kurasakan kini<br /><br />kumandang adzan maghrib satu syawwal<br />awal dari jiwa yang menjadi fithri<br />fithri bagi mereka alumni ramadhan sejati<br />fithri yang tersibghah ketaqwaan rabbani<br /><br />ya Allah, istiqamahkan aku selalu dalam menjaga fithri yang terraih ini<br /><br />kumandang adzan maghrib satu syawwal<br />awal dari jalan panjang dalam menjalani kehidupan<br />kehidupan bagi mereka alumni ramadhan sejati<br />kehidupan yang ternuansakan ramadhan abadi<br /><br />ya Allah, akan berusaha kucoba hadirkan ramadhan itu dalam mengisi hari</span></em><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-31790620819449358602009-09-19T17:30:00.000+07:002009-09-19T17:30:01.027+07:00Puisi Jelang Idul Fithri<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_r-shHm_Nzbw5-b9oPeSo65kkWcBo2pEyQ2-pYteqPtPAowbbM5liR_XHuSIuWt6Njzoxbfzx2dluZ-U8TetI3xt9VVCeo7t29Jow2KdRev2nskqIA54izHyw7tj0loJUdzSpOMrC6r0/s1600-h/idul+fithri.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 169px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_r-shHm_Nzbw5-b9oPeSo65kkWcBo2pEyQ2-pYteqPtPAowbbM5liR_XHuSIuWt6Njzoxbfzx2dluZ-U8TetI3xt9VVCeo7t29Jow2KdRev2nskqIA54izHyw7tj0loJUdzSpOMrC6r0/s320/idul+fithri.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377075279034501970" /></a><br /><em><span style="font-family:trebuchet ms;">oleh: Addy Aba Salma<br /><br />ramadhan sebulan terlalui<br />waktu jua yang menghendaki<br />berganti hari raya fitri<br />hari rayanya alumni ramadhan sejati<br /><br />semoga kita adalah yang sejati<br />yang terhiasi nuansa rabbani<br />yang tersibghoh kemuliaan disisi Ilahi<br />yang merindukan sua ramadhan kembali<br /><span class="fullpost"><br />Rabbi... sejuta asa dihati<br />semoga Kau terima semua amal diri<br />yang mencoba ikhlas dalam menjalani<br />tuk hanya mengharap ridho-Mu Ilahi</span></em><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-69060711575790732992009-09-11T07:00:00.000+07:002009-09-11T07:16:46.405+07:00Antara Semangat BADAR dan Semangat BODOR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFp2SoS-WKfDdQ5nbtem99bkb3jXZ9I9dByHEDG7LvF6Y-E2NQYHGwrNmTRq0qoBS6H48n6wTVmsboheerwj_X7yN0XlLu-GGZ15IqHUhKXfYYYEBh5YadzkOGGND0iX___OqKYLOTe8s/s1600-h/tilawah.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFp2SoS-WKfDdQ5nbtem99bkb3jXZ9I9dByHEDG7LvF6Y-E2NQYHGwrNmTRq0qoBS6H48n6wTVmsboheerwj_X7yN0XlLu-GGZ15IqHUhKXfYYYEBh5YadzkOGGND0iX___OqKYLOTe8s/s320/tilawah.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5379715862546111154" /></a><br /><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Perang Badar terjadi di bulan Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Rasulullah SAW dan para sahabat sedang melakukan shaum. Mereka senantiasa beribadah sebenar-benarnya, menyimpuhkan diri, menundukkan hati, memohon kepada Allah SWT atas pertolongan-Nya kepada mereka yang akan menghadapi pasukan kafir Quraisy yang berjumlah tiga kali lipat pasukan kaum muslimin.<br /><br />Tidak ada canda dan tawa. Dalam mengisi hari-harinya tidak ada kesia-siaan yang terlakukan. Mereka coba untuk lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada sang Maha Pencipta, Allahu Rabbul ‘Alamin. Dan ketika perang Badar itu benar-benar terjadi, Allah SWT menurunkan pertolongannya, memenangkan mereka kaum muslimin, Allahu Akbar... sebuah keberkahan di dalam bulan Ramadhan.<br /><span class="fullpost"><br />Begitulah seharusnya kita, menghadirkan semangat Badar dalam mengisi hari di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan ini. Mencoba mengisi harinya dengan tidak menyiakan waktu-waktu yang ada. Mengisinya dengan tilawah qur’an, qiyamullail, juga amaliah-amaliah Ramadhan lainnya, dan jangan lewatkan waktu-waktu terkabulnya do’a yang kita panjatkan di bulan Ramadhan ini. Berdo’a untuk diri kita dan keluarga, juga berdoa untuk kaum muslimin di berbagai belahan bumi islam yang sedang tertindas.<br /><br />Tetapi tantangan untuk bisa melakukan itu semua bisa hampa tak terraih oleh kita. Karena dari semenjak sahur sampai berbuka hingga sampai sahur kembali begitu banyak acara-acara Ramadhan di televisi yang mengemasnya dengan acara gelak tawa. Yang semua itu sebenarnya bisa menghilangkan konsentrasi kita untuk dapat khusu’ beribadah di bulan Ramadhan ini.<br /><br />Acara-acara televisi itu menjadikan Ramadhan yang seharusnya disemangati dengan semangat BADAR menjadi semangat BODOR. Begitulah apa yang bisa sama-sama kita lihat dalam acara-acara televisi dalam bulan Ramadhan ini.<br /><br />Di waktu sahur kita lupa untuk menambah kualitas ibadah kita dengan amaliah-amaliah Ramadhan yang bisa kita lakukan pada waktu ini, karena kita menunggu waktu sahur dengan gelak tawa, dan tidak juga kita manfaatkan untuk memohon do’a kepada Allah SWT. Ketahuilah sesungguhnya dalam waktu sahur terdapat keberkahan di dalamnya. Seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat barakah.” (Muttafaqun ‘alaih)<br /><br />Di waktu berbuka pun kita lupa memanfaatkan waktunya untuk memanjatkan do’a, karena kita menyambut berbuka dengan acara gelak tawa, hilang konsentrasi kita untuk memohon do’a kepada Allah SWT.<br /><br />“Sesungguhnya bagi orang yang shaum saat ia berbuka, do’anya tidak tertolak” (HR. Ibnu Majah)<br /><br />Kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan. Masihkah kita tertarik dengan gelak tawa acara televisi, ataukah kita adalah diantara orang-orang yang mencoba menyimpuhkan diri, menundukkan hati, memaksimalkan waktu yang tersisa untuk lebih dekat kepada Allahu Rabbul Izzati dengan beribadah, ber-i’tikaf menggapai keberkahan di malam-malam terakhirnya, menggapai lailatul qadr yang dinanti.<br /><br />Tentunya antara semangat BADAR dan semangat BODOR dalam mengisi hari-hari dalam bulan Ramadhan ini akan terlihat dari perbedaan hasil yang akan kita raih selepas Ramadhan nanti. Semoga kita adalah diantara orang-orang yang mendapatkan keberkahan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, meraih keutamaan lailatul qadr. Meninggalkan Ramadhan sebagai alumni Ramadhan sejati, menjadi insan yang bertaqwa. Yang layak merayakan hari kemenangan, Hari Raya 'Idul Fithri.<br /><br />Amin Ya Rabbal ‘Alamin<br /><br />Wallahu’alam Bishshawab</span><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8452959169971162554.post-56898543321774083132009-09-10T08:00:00.000+07:002009-09-10T08:00:00.977+07:00Sepuluh Hari Terakhirnya Begitu Kita Rindukan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB8g5RK2wi11_dJK1m_Ir3o7zPc5CKqJzegJXSQTe60cY0sRrQG98cMJlRjQkUhVaHXJ_phBL-QU0kmXpnNG0H7QLT-9UwNgbC5kWHaFfFgLekIVW-Foppp5KRcEAw0Lf2mh9jZopOlAc/s1600-h/lailatul+qadr.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 213px; height: 156px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB8g5RK2wi11_dJK1m_Ir3o7zPc5CKqJzegJXSQTe60cY0sRrQG98cMJlRjQkUhVaHXJ_phBL-QU0kmXpnNG0H7QLT-9UwNgbC5kWHaFfFgLekIVW-Foppp5KRcEAw0Lf2mh9jZopOlAc/s320/lailatul+qadr.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5374830180293695746" /></a><br /><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >oleh: Addy Aba Salma</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Banyak umat islam di bulan Ramadhan ini merasa berat melakukan macam-macam ibadah selain puasa dan shalat yang seharusnya dilakukan untuk mengisi waktu-waktu di dalam bulan yang penuh keberkahan ini. Merasa berat karena mungkin melihat jumlah hari dalam sebulan Ramadhan yang berjumlah 29 atau 30 hari tersebut. Dalam sebulan penuh kita harus berpuasa ditambah shalat, tilawah qur’an, shadaqah, itikaf, qiyamul lail dll. Padahal jumlah sebulan dalam bulan Ramadhan yang cuma 30 hari tersebut, jika dibandingkan dengan jumlah hari dalam setahun 365 hari dalam hitungan Masehi atau lebih kurang 355 hari dalam hitungan Hijriah, 30 hari Ramadhan tidaklah begitu berat untuk dijalankan.<br /><span class="fullpost"><br />30 hari kita maksimalkan untuk senantiasa dalam ketaatan dengan beribadah kepada-Nya, untuk mencoba menghapus dosa selama 325 hari yang mungkin kita masih banyak lalai, khilaf dan lupa kepada yang telah menciptakan kita, yang telah menghidupkan kita, yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita dan yang akan mematikan kita jika memang sudah waktunya kita kembali kepada-Nya, Dialah Allah SWT Rabbul ‘Alamin Tuhan Semesta Alam.<br /><br />Kalaulah memang kita merasa “berat” dalam menjalani rutinitas ibadah Ramadhan ketahuilah bahwa Allah menjanjikan ganjaran pahala yang “berat” pula dan berlipat dari apa yang telah kita kerjakan dari rutinitas ibadah yang kita merasa “berat” itu. Subhanallah.<br /><br />Ramadhan berasal dari kata “Ramadh” yang berarti panas yang amat sangat terik. “Ramadh” sangat dibutuhkan oleh pohon kurma untuk membantu dalam proses pertumbuhan buah kurma menjadi masak. Ramadhan adalah bulan dimana orang beriman sangatlah membutuhkannya untuk sarana ibadah, sarana pembinaan, sarana muhasabah untuk kemudian selepas bulan Ramadhan kita akan menjadi orang-orang beriman yang “masak” dalam artian orang-orang beriman yang bertaqwa. Seperti apa yang di firmankan Allah SWT di dalam Al-Qur’an ayat perintah puasa yang kita semua sama-sama sudah hafal, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Qs Al-Baqarah:183)<br /><br />Di dalam sepuluh terakhir Ramadhan bulan yang Mulia ini Allah SWT menyimpan Lailatul Qadr malam yang senilai seribu bulan. Kita disuruh untuk mencarinya dimalam-malam yang ganjil, malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, ke-29, terutama sekali di malam ke-27 seperti yang disabdahkan oleh Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang ingin berjaga-jaga dan bertemu dengan Lailatul Qadr, maka berjaga-jagalah pada malam ke dua puluh tujuh” (HR. Ahmad)<br /><br />Sungguh dahsyat ganjaran yang Allah SWT janjikan, seribu bulan yang kalau dikonversikan kedalam tahun sekitar 83 tahun 4 bulan, “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Qs. Al Qadr:2-3). Rata-rata umur kita sekitar 60 tahunan, sedikit yang bisa mencapai umur sampai 80 tahun apalagi 100 tahun kalaulah ada dapatlah dihitung dengan jari. Jika kita mendapatkan malam kemuliaan itu (insya Allah) berarti ganjaran yang Allah berikan kepada kita melebihi dari umur kita yang sekarang ini. Umur yang lebih banyak maksiatnya daripada ketaatannya dan mungkin sedikit sekali ketaatan dalam beribadah yang diterima oleh Allah SWT. Oleh karenanya seribu bulan yang dijanjikan oleh Allah itu jangan sampai terlewatkan oleh kita. Raih dengan mengharap keridhoan-Nya, tanamkan keikhlasan di hati.<br /><br />Dan Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa orang-orang yang shalat pada malam yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan itu Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, “Barangsiapa yang mendirikan sholat pada Lailatul Qadr (malam Qadr) dengan keimanan dan mengharap keridhoan-Nya, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari Muslim)<br /><br />Tetapi sangat sedikit yang mencoba mencari dan meraih malam Lailatul Qadr itu. Mencari dan meraihnya dengan beri’tikaf didalam masjid. Dengan memaksimalkan sisa hari dan waktu di dalam bulan Ramadhan ini yang tersisa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyibukkan diri dalam ketaatan pada-Nya dengan tilawatul qur’an, qiyamul lail dan amaliah-amaliah yang lainnya. Kebanyakan dari kita di sepuluh terakhir Ramadhan sibuk dengan mudik lebaran, sibuk dengan pergi ke mall untuk belanja baju baru, sibuk dengan memadati meja tamu dengan toples-toples kue beraneka rasa, sibuk dengan memenuhi lemari es dirumah dengan bermacam minuman dan makanan untuk persiapan hari lebaran, yang belum tentu hari lebaran itu dapat kita rasakan karena kita tidak bisa mengetahui pastinya apakah besok hari Allah SWT masih memberikan umur panjang kepada kita semua.<br /><br />Ramadhan adalah anugrah terindah yang Allah SWT berikan kepada kita, Allah masih sayang kepada kita, Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa merasakan kembali nikmatnya beribadah dalam Ramadhan tahun ini. Jangan sia-siakan waktunya terbuang percuma. Semoga Allah SWT memberikan kita nikmat umur panjang hingga kita dapat merasakan sebulan penuh Ramadhan. Sepuluh hari terakhirnya begitu kita rindukan, semoga seribu bulan itu terlabuh pada diri-diri kita dan kelak di akhirat kita bisa memasuki syurga-Nya melalui pintu Ar-Rayyan dan nikmat kebahagiaan tiada tara berjumpa dengan Allah SWT. Amin… Amin… Ya Rabbal ‘Alamin<br /><br />Wallahu a’lam bishshawab</span><br /></span>Addy Aba Salmahttp://www.blogger.com/profile/12921097323345279483noreply@blogger.com0