oleh: Addy Aba Salma
Apa yang kita rasakan ketika pada saat tengah hari bolong kate orang Jakarte atau jam 12 siang berada di tengah tanah yang lapang, atau sebut saja di tengah lapangan bola. Pasti yang kita rasakan adalah panas yang sangat menyengat, dan bisa merubah warna kulit kita kalau terlalu lama tekena teriknya, “untung ada produk krim pelindung dari sinar matahari...”, kata mereka yang memiliki uang berlebih.
Coba saja di tengah hari bolong itu kita tidak memakai alas kaki bisa-bisa telapak kaki kita akan terasa kepanasan, setidaknya ini yang saya rasakan waktu sandal saya sudah tidak berada ditempat ketika saya ingin kembali ke kantor ba’da sholat Jum’at di Masjid At-Taqwa GMF tempat saya bekerja. Sebenarnya sandal itu tidak hilang mungkin ada yang meminjam tanpa izin untuk dipakai ke toilet, tetapi karena saya tunggu lama kurang lebih 15 menitan sembari mencari kesana-kesini tidak kunjung ada, akhirnya saya kembali saja ke kantor berjalan tanpa alas kaki menuju kantor saya di gedung TR, Insya Allah saya Ikhlas dengan hal ini. Benar saja sepanjang perjalanan menuju kantor saya coba menahan panasnya bumi yang tak kuat telapak kaki menapak, iiy... auw... uuw... sepanjang perjalanan saya menahan panasnya sambil berjalan agak cepat. Sesampainya di kantor telapak kaki saya masih saja terasa panas, karena memang saya tidak lewat koridor tetapi lewat gedung GSE yang tak berkoridor, salah sendiri kasiaan deh... (nggak pake’ lho)
Tengah hari bolong atau Jam 12 siang enaknya kita istirahat di bawah rindangnya pepohonan, wah bisa ketiduran tuh... atau makan siang ditemani minuman yang dingin. Apalagi terik matahari sekarang lebih terik dari tahun-tahun yang lalu, akibat dari global warming.
Begitulah apa yang bisa kita rasakan pada saat tengah hari bolong ketika di dunia. Di akhirat pun kita akan merasakan teriknya matahari seperti matahari tengah hari bolong. Tidak ada matahari pagi yang panasnya dapat berguna bagi tulang kita, tidak ada matahari sore yang keindahan terbenamnnya dapat kita nikmati dari pinggiran pantai, Subhanallah... Tetapi di akhirat nanti matahari berada dekat sekali dengan manusia yang dikumpulkan di suatu tanah lapang, yang dengan keadaan itu mereka mendapatkan kesusahan dan penderitaan yang tiada terkira, sehingga mereka merasa tidak kuat lagi menahan penderitaan itu.
Mereka saling bertanya kepada siapa gerangan meminta syafa’at. Mereka mendatangi bapak mereka semua yaitu Nabi Adam AS, tetapi Nabi Adam AS menjawab ”Oh diriku, diriku, diriku; pergilah kalian kepada selain aku”. Kemudian mereka mendatangi Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, mereka pun mendapatkan jawaban yang sama seperti jawaban Nabi Adam AS ”Oh diriku, diriku, diriku; pergilah kalian kepada selain aku”. Karena mereka semua tidak bisa memberikan syafa’at.
Kemudian atas saran Nabi Isa AS mereka disuruh untuk mendatangi Nabi Muhammad SAW. Merekapun mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk meminta syafa’at darinya. Kemudian Nabi Muhammad SAW datang kepada Allah SWT dan bersujud di bawah Arsy-Nya. Allah SWT selanjutnya memberikan pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan menyuruhnya mengangkat kepala dari sujudnya, kemudian menyuruh untuk meminta permohonan syafa’at yang pasti akan di kabulkan permohonannya itu. Akhirnya Nabi Muhammad SAW meminta permohonan untuk diberikan syafa’at kepada ummatnya seraya berkata ”ummatku wahai Tuhan, ummatku wahai Tuhan, ummatku wahai Tuhan”. Pada akhirnya dimasukkanlah ummat Nabi Muhammad SAW yang tiada di hisab kedalam syurga melalui pintu kanan, dan selain mereka dimasukkan ke dalam syurga melalui pintu-pintu syurga lainnya bersama ummat-ummat yang lain.
Begitulah kurang lebihnya yang akan terjadi di akhirat nanti berdasarkan dari hadist shahih yang cukup panjang sekali redaksinya, diriwayatkan oleh Muttafaq ’alaihi. (lihat kitab Hadist Riyadhus Shalihin jilid 2, Bab Tentang Hadist-Hadist Yang Tersebar dan Memuat Ceritera. Hadist No:59)
Sudahkah kita menjadi ummatnya Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah? mengikuti sunah-sunahnya, yang dengan itu semoga kelak di akhirat nanti kita akan mendapatkan syafa’atnya yang tiada seorang nabi dan rasul pun yang dapat memberikannya dari kesusahan dan penderitaan yang tiada terkira yang terjadi di hari itu, dimana matahari akan berada dekat sekali dengan manusia, lebih amat sangat dahsyat dari matahari tengah hari bolong ketika di dunia.
Wallahu a’lam bishshawab
28 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar