aku, diantara yang berjalan di atas punggung bumi, untuk terus BELAJAR

-Addy Aba Salma-

30 Juni 2010

Untaian Kalimat Peribahasa

Peribahasa:

‘Hati Yang Berdebu, Tubuh Menjadi Kotor’

Arti/Maksud:

‘Manusia yang memiliki hati berpenyakit, maka perilakunya menjadi tidak berakhlak’

Akhlak yang buruk berawal dari hati yang tidak sehat atau berpenyakit. Dari hati yang berpenyakit itu akan tercermin prilaku-prilaku kesehariannya yang tidak berakhlak. Para koruptor dan penzina adalah contohnya.

"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki hati yang bersih.

Untaian kalimat peribahasa diatas saya coba untuk membuatnya berawal dari membuka blog abisabila.blogspot.com, membaca postingan tentang kontes menulis peribahasa, ingin juga saya mengikuti kontes itu, Kontes Menulis Peribahasa yang di selenggarakan oleh BlogCamp blog miliknya Pakde Cholik. Dan langsung saja saya mencoba merangkai kata dalam sebuah untaian kalimat. Alhamdulillah... saya dapat merangkai kata itu dalam untaian kalimat yang menurut saya sebuah peribahasa.

28 Juni 2010

Mengundang Malaikat Datang Mendo'akan

oleh: Addy Aba Salma

Masih kurang lebih setengah jam lagi waktu memasuki waktu shalat subuh. Terlihat di remangnya lampu jalan seseorang sedang berjalan. Orang itu mengenakan kopiah, baju koko dan bersarung. Orang itu adalah Ustadz Anwar (bukan nama sebenarnya), Ustadz yang biasa mengajarkan anak-anak mengaji Iqra’ di musholla Al Ikhlas.

Ustadz Anwar sedang berjalan menuju musholla, ia memang sering berangkat lebih awal dari waktu shalat subuh tiba. Ia manfaatkan waktu sebelum waktu shalat subuh tiba untuk shalat sunnah terlebih dahulu dan berdzikir. Beliau menunggu datangnya waktu shalat. Ustadz Anwar mengundang malaikat datang mendo’akan.

“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo’akannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Muslim)

Kumandang adzan subuh pun mengalun terdengar. Menandakan waktu shalat subuh telah tiba. Tidak ada petugas muadzin di mushalla Al-Ikhlas. Siapa saja boleh mengumandangkan adzan ketika sudah waktunya. Tetapi memang ada yang biasa mengumandangkan adzan, dia adalah Pak Irwan (bukan nama sebenarnya) yang suaranya selalu terdengar mengumandangkan adzan subuh, membangunkan orang-orang yang masih terlelap tidur untuk bangun dan segera mendatangi musholla untuk shalat berjama’ah, Asshalatu khairumminannaum... Asshalatu khairumminannaum...

Di hari-hari sebelumnya, sesekali memang terdengar adzan dari musholla yang tidak lain itu adalah suara Ustadz Anwar. Yang berarti tidak ada orang selainnya yang sudah berada di dalam musholla. Karena waktu shalat telah tiba, maka ia pun mengumandangkan Adzan, Allahuakbar… Allahuakbar… Tidak ada yang panjang alunan kumandang adzannya, karena memang mungkin ia sudah tua, kurang lebih 60 tahun usianya, ia tidak lagi sanggup memanjangkan setiap bait-bait bacaan adzan.

Setelah jama’ah yang datang selesai shalat sunnah qabliyah subuh, iqamat pun dikumandangkan. Jama’ah berbaris di shaf pertama dan sebagian lagi berada di shaf kedua yang tidak terisi penuh barisannya.

Biasanya Ustadz Anwar yang menjadi Imam jama’ah shalat subuh, tetapi bila ada Ustadz yang dianggap sepuh lainnya hadir, maka Ustadz Anwar mempersilahkannya untuk menjadi Imam. Dan Ustadz Anwar mengambil shaf pertama persis dibelakang Imam. Ustadz Anwar mengundang malaikat datang mendo’akan.

“Para malaikat berkumpul pada saat shalat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’.”(HR. Ahmad)

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang–orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

Begitulah ustadz Anwar, senantiasa ia berusaha mengundang malaikat datang untuk mendo’akannya.

Selain di waktu subuh, di kesempatan waktu-waktu lainnya Ustadz Anwar juga senantiasa berusaha mengundang malaikat datang untuk mendo’akannya. Ustadz Anwar adalah Ustadz yang suka menggantikan mengisi pengajian malam ahad di musholla ba’da maghrib, ketika Ustadz yang di undang berhalangan hadir, Ustadz Anwar mengantikannya mengajarkan kebaikan kepada para jama’ah yang hadir. Ustadz Anwar mengundang malaikat datang mendo’akan.

“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR. Tirmidzi)

24 Juni 2010

Jangan Biarkan Ia Berdebu

oleh: Addy Aba Salma

Al Quran adalah kitab suci umat Islam, kitab suci umat Nabi Muhammad SAW. Setiap umat islam pasti memiliki Al Quran. Disetiap rumah-rumah umat islam pasti tersimpan Al Quran.


Al Quran ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, Al Quran terjemahan bahkan tafsir Al Quran, pasti setiap umat islam memilikinya. Bukan hanya satu tetapi mungkin dua bahkan lebih dari tiga.

Tetapi coba tengoklah Al Quran di rumah kita, apakah ia terkotori dengan debu? Kapan kita terakhir menyentuhnya, melihatnya, membacanya, mempelajarinya, memahaminya?

Al Quran itu terkotori oleh debu karena kita tidak lagi menyentuhnya, melihatnya, membacanya, mempelajarinya, memahaminya. Kita jadikan ia hanya menjadi pajangan lemari buku ruang tamu kita. Kita jadikan ia hanya sebagai mahar dalam setiap akad pernikahan.

Ada apa dengan kita sebenarnya? tidak lagi menyentuhnya, melihatnya, membacanya, mempelajarinya, memahaminya.

Mungkin Al Quran yang suci itu tidak mau disentuh oleh tangan kita yang terlumuri oleh banyaknya perbuatan maksiat. Bukan tangan kita yang tidak mau menyentuhnya tetapi mungkin Al Quran yang suci itu yang tidak mau disentuh oleh tangan kita.

Mungkin Al Quran yang suci itu tidak mau dilihat oleh mata kita yang terkotori oleh banyaknya pandangan maksiat. Bukan mata kita yang tidak mau melihatnya tetapi mungkin Al Quran yang suci itu yang tidak mau dilihat oleh mata kita.

Mungkin Al Quran yang suci itu tidak mau dibaca oleh lisan kita yang sering keluar kata-kata maksiat. Bukan lisan kita yang tidak mau membacanya tetapi mungkin Al Quran yang suci itu yang tidak mau dibaca oleh lisan kita.

Kalau sudah tidak mau menyentuh, melihat, membaca Al Quran apatah lagi mempelajari dan memahaminya?

Astaghfirullahaladzim… Ya Allah mudahkanlah hamba untuk senantiasa dapat membaca, mempelajari dan mengamalkan Al Quran Kitab Suci-Mu Ya Allah, kitab suci Nabi Muhammad SAW, kekasih-Mu Ya Allah… Ya Allah mudahkanlah hamba dalam membaca, mempelajarinya serta mengamalkannya, karena ia adalah cahaya petunjuk menuju jalan yang lurus…

Bersegeralah ambil air wudhu, bersihkan segala kotornya kemaksiatan dari tangan, muka dan kaki kita. Mulailah untuk membaca dan mempelajari Al Quran. Al Quran sebagai cahaya petunjuk jalan yang lurus.

”... tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. As Syuura:52)

Mulai hari ini, jangan biarkan ia berdebu. Terus baca dan pelajari serta amalkanlah. Semoga dengan kita senantiasa membaca dan mempelajari serta mengamalkan Al Quran, kelak di hari kiamat nanti akan datang Al Quran memberikan syafaatnya kepada kita semua. Amin…

“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an itu nanti pada hari kiamat akan datang untuk memberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. (HR. Muslim)

Wallahu a’lam