aku, diantara yang berjalan di atas punggung bumi, untuk terus BELAJAR

-Addy Aba Salma-

30 Mei 2009

Kehidupan Dunia

oleh: Addy Aba Salma

Kehidupan dunia fatamorgana
Tidak kekal hanyalah fana
Hati-hati jangan kau terlena
Ingatlah selalu engkau pada-Nya

Kehidupan dunia sementara
Yang kekal hanya diakhirat sana
Ingin kesurga ataukah neraka
Semua kita yang menentukannya

Ayo mari bersama ibadah padaNya
Mumpung nafas kita masih ada
Jangan berkata besok atau nanti saja
Ayo mulailah dari sekarang juga

Kehidupan dunia tipudaya
Janganlah engkau terpedaya
Mengejar dunia lupakan akhirat
untuk kesenangan yang sesaat

ramadhan1428

Hari Ini, Mungkin Kita Ada Dalam Daftarnya

oleh: Addy Aba Salma

Mungkin diantara kita ada yang sudah ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai. Ditinggalkan oleh istri, anak, saudara, teman, sahabat bahkan orang tua kita untuk selama-lamanya. Mereka telah di panggil oleh Allah SWT yang Maha Pencipta, yang telah memberikan nikmat hidup dan menentukan jatah hidup di dunia bagi tiap-tiap hamba-Nya. Tak perlu berlama-lama kita dalam kesedihan karenanya. Jadikan itu sebagai nasehat kauniyah kepada diri kita, bahwa tiap-tiap jiwa yang bernyawa akan merasakan mati.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Qs. Ali ’Imraan:185)

Tak ada yang kekal di dunia ini, semua bersifat fana. Orang-orang yang kita cintai, harta, tahta, semua yang kita miliki semua fana tak ada yang abadi. Hanya ada dua perkara di dunia ini, ditinggalkan atau meninggalkan. Istri, anak, saudara, teman, sahabat bahkan orang tua kita, bisa kita yang ditinggalkan terlebih dahulu oleh mereka atau kita yang meninggalkan mereka terlebih dahulu. Tinggal menunggu ketetapan Allah SWT atas tiap-tiap diri kita.

Begitupun harta, tahta, atau semua yang kita miliki, bisa kita yang ditinggalkannya lebih dahulu atau kita yang meninggalkannya lebih dahulu. Ditinggalkannya lebih dahulu karena harta, tahta, atau semua yang kita miliki adalah cuma titipan yang diamanahkan Allah SWT kepada kita. Sewaktu-waktu Allah SWT bisa saja mengambilnya kembali dari kita. Mengambilnya dengan bangkrutnya usaha kita, terkena PHK dari pekerjaan, diberikan ujian sakit yang membutuhkan biaya banyak, atau dengan hal-hal yang lainnya.

Atau kita yang meninggalkan semuanya itu lebih dahulu, karena memang jatah hidup kita di dunia yang fana ini sudah berakhir. Semua yang kita miliki tidak ada satupun yang dapat kita bawa, kecuali amal baik dan amal buruk yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Semuanya itu seberat apapun amal baik dan amal buruk yang kita bawa akan diminta pertanggungjawabannya kelak di yaumul hisab.

”Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs. Al Zalzalah:7-8)

Niatkanlah setiap langkah hidup kita hanya untuk mencari keridhaan-Nya. Mensyukuri nikmat hidup yang telah diberikan Allah SWT kepada kita untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Tentunya kita semua menginginkan ketika meninggalkan dunia ini dalam keadaan Khusnul khatimah.

Bila Izrail datang memanggil
Jasad terbujur di pembaringan
Seluruh tubuh akan menggigil
Sekujur badan kan kedinginan

Gambaran dari syair nasyid tersebut adalah keadaan pada saat akan datangnya sakaratul maut, tetapi ketika sakaratul maut itu sudah waktunya, takkan terbayangkan dahsyat rasa sakitnya, seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW:

“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang.” (HR. Tirmidzi)

“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek?” (HR. Bukhari)

Begitulah dahsyatnya sakaratul maut, yang bisa datang kepada kita kapan saja dan dimana saja, ketika kita sedang berbaring, ketika kita sedang berdiri, ketika kita sedang melakukan ibadah kepada-Nya atau bahkan ketika kita sedang melakukan maksiat kepada-Nya, Naudzubillahi min dzalik...

Hari ini, mungkin kita ada dalam daftarnya malaikat Izrail, ketika Allah SWT memerintahkannya maka detik itu juga malaikat izrail beraksi melaksanakan tugasnya.

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya….”(Qs. Al Munafiqun:11)

Wallahu a’lam bishshawab

29 Mei 2009

Kesegeraan Yang Seharusnya

oleh: Addy Aba Salma

dengan laut-Nya
dengan bumi-Nya
dengan langit-Nya
dengan angin-Nya
dengan udara-Nya
dengan bulan-Nya
dengan matahari-Nya
DIA menegur

dengan kehendak-Nya
DIA menegur

satu kesegeraan yang seharusnya
ada pada kita makhluk yang bernama manusia
istighfar dan kembali pada-Nya

maret'09

28 Mei 2009

Mentafakuri Rintik Hujan

oleh: Addy Aba Salma

Sewaktu kita masih kecil semasa sekolah dasar dahulu, kita sangat senang sekali dengan yang namanya hujan. Kita bermain hujan-hujanan bersama teman-teman, bermain perang-perangan atau sekedar berlari-lari dan melompat-lompat menikmati rintiknya. Walaupun orang-tua kita melarang tetapi kita cuex saja dan tetap menikmati air hujan itu yang turun secara merintik-rintik.

Bagi kita yang memiliki taman atau kebun kecil di pekarangan rumah yang ditanami tanaman-tanaman buah ataupun tanaman-tanaman hias, kita pun senang ketika hujan turun. Kita tidak perlu menyirami lagi taman atau kebun kita itu, karena sudah disirami oleh hujan yang turun. Anak kita yang masih duduk di bangku TK pun bernyanyi, Tik tik tik bunyi hujan diatas genting, airnya turun tidak terkira... Benar sekali lagu kanak-kanak tersebut, airnya turun tidak terkira, karena memang ribuan bahkan jutaan kubik air hujan yang turun membasahi bumi secara merintik-rintik.

Bukan cuma anak-anak yang senang ketika hujan turun, tetapi para petani juga senang karena hujan akan membantu menyiram hektaran sawah dan ladang yang sedang ditanami padi ataupun buah-buahan. Selain manusia ada juga kawanan hewan yang senang ketika hujan turun, kawanan hewan itu adalah katak, dengarkan saja suaranya yang terdengar sahut-sahutan ketika hujan datang, teot tekdung teot tekdung teot teot tekdung... setidaknya seperti itulah suara katak seperti dalam lagu kanak-kanak.

”Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (Qs. Ar-Ruum:48)

Hujan itu turun berupa butiran-butiran kecil air yang kita sebut sebagai rintik. Subhanallah, Allahuakbar... itulah kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, Dia yang telah menciptakan segala apa yang ada di alam semesta ini. Itulah bukti Rahmat-Nya kepada manusia, hewan dan segala apa yang hidup di bumi. Dia turunkan air yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan kubik itu dengan cara merintik. Walaupun derasnya hujan tetap ia berupa rintik.

Terbayangkah kita jika hujan itu turun dari langit tidak dengan merintik. Ribuan bahkan jutaan kubik air itu turun langsung tanpa merintik. Apa yang terjadi jika ribuan bahkan jutaan kubik air hujan itu turun sekaligus. Pasti tidak ada keceriaan anak-anak menikmati senangnya bermain hujan. Tidak ada petani yang senang sawah dan ladangnya disirami air hujan. Tidak ada katak yang terdengar suaranya sahut-sahutan menyambut datangnya hujan. Karena yang ada pastinya kehancuran di sekitar wilayah bumi yang sedang musim penghujan itu.

Tetapi yang coba kita bayangkan itu tidaklah demikian, Allah SWT yang Maha Rahman menciptakan hujan yang turun ke bumi dengan cara merintik. Seberapapun derasnya tetap ia berupa rintik. Rintik hujan yang sepatutnya kita bersyukur kepada-Nya, bersyukur dengan sebenar-benarnya syukur. Bersyukur dengan menggunakan apa saja yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita hanya untuk mencari keridho’an-Nya.

Mungkin karena kita masih jauh dari perintah-Nya, masih suka memperturutkan hawa nafsu, yang kita lakukan tidak untuk mencari keridhoan-Nya dan tak lekas beristighfar, rintik-rintik hujan itu menjadi bencana. Debit air yang tinggi akibat hujan yang turun terus-menerus dengan merintik, mengakibatkan sungai menjadi meluap, tanggul tak kuat menahan tekanan jutaan kubik air. Akhirnya air tumpah kemana-mana mengikuti irama dataran rendah disekelilingnya, menyapu apa yang ada didepannya.

Rintik air hujan yang seharusnya dapat menyirami hektaran sawah dan ladang itu tak lagi bersahabat, karena hujan menyebabkan banjir yang tak terbayangkan, hingga mencapai atap rumah. Panen yang di tunggu tak pernah akan datang, karena padi dan buah-buahan yang di tanam menjadi rusak terkena banjir yang tak kunjung surut.

Tetapi itu semua terjadi karena Allah SWT yang Maha Rahman, memberikan satu peringatan kepada kita semua. Supaya kita mengambil pelajaran darinya, supaya kita lekas untuk beristighfar dan kembali ke jalan-Nya yang lurus, sampai akhirnya Maha Rahim-Nya kita bisa rasakan. Sampai sekarangpun hujan itu turun masih dengan merintik, tanda dari kebesaran dan kekuasaan-Nya. Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar...

”Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” (Qs. An-Nahl:65)

Wallahu a’lam bishshawab

Matahari Tengah Hari Bolong

oleh: Addy Aba Salma

Apa yang kita rasakan ketika pada saat tengah hari bolong kate orang Jakarte atau jam 12 siang berada di tengah tanah yang lapang, atau sebut saja di tengah lapangan bola. Pasti yang kita rasakan adalah panas yang sangat menyengat, dan bisa merubah warna kulit kita kalau terlalu lama tekena teriknya, “untung ada produk krim pelindung dari sinar matahari...”, kata mereka yang memiliki uang berlebih.

Coba saja di tengah hari bolong itu kita tidak memakai alas kaki bisa-bisa telapak kaki kita akan terasa kepanasan, setidaknya ini yang saya rasakan waktu sandal saya sudah tidak berada ditempat ketika saya ingin kembali ke kantor ba’da sholat Jum’at di Masjid At-Taqwa GMF tempat saya bekerja. Sebenarnya sandal itu tidak hilang mungkin ada yang meminjam tanpa izin untuk dipakai ke toilet, tetapi karena saya tunggu lama kurang lebih 15 menitan sembari mencari kesana-kesini tidak kunjung ada, akhirnya saya kembali saja ke kantor berjalan tanpa alas kaki menuju kantor saya di gedung TR, Insya Allah saya Ikhlas dengan hal ini. Benar saja sepanjang perjalanan menuju kantor saya coba menahan panasnya bumi yang tak kuat telapak kaki menapak, iiy... auw... uuw... sepanjang perjalanan saya menahan panasnya sambil berjalan agak cepat. Sesampainya di kantor telapak kaki saya masih saja terasa panas, karena memang saya tidak lewat koridor tetapi lewat gedung GSE yang tak berkoridor, salah sendiri kasiaan deh... (nggak pake’ lho)

Tengah hari bolong atau Jam 12 siang enaknya kita istirahat di bawah rindangnya pepohonan, wah bisa ketiduran tuh... atau makan siang ditemani minuman yang dingin. Apalagi terik matahari sekarang lebih terik dari tahun-tahun yang lalu, akibat dari global warming.

Begitulah apa yang bisa kita rasakan pada saat tengah hari bolong ketika di dunia. Di akhirat pun kita akan merasakan teriknya matahari seperti matahari tengah hari bolong. Tidak ada matahari pagi yang panasnya dapat berguna bagi tulang kita, tidak ada matahari sore yang keindahan terbenamnnya dapat kita nikmati dari pinggiran pantai, Subhanallah... Tetapi di akhirat nanti matahari berada dekat sekali dengan manusia yang dikumpulkan di suatu tanah lapang, yang dengan keadaan itu mereka mendapatkan kesusahan dan penderitaan yang tiada terkira, sehingga mereka merasa tidak kuat lagi menahan penderitaan itu.

Mereka saling bertanya kepada siapa gerangan meminta syafa’at. Mereka mendatangi bapak mereka semua yaitu Nabi Adam AS, tetapi Nabi Adam AS menjawab ”Oh diriku, diriku, diriku; pergilah kalian kepada selain aku”. Kemudian mereka mendatangi Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, mereka pun mendapatkan jawaban yang sama seperti jawaban Nabi Adam AS ”Oh diriku, diriku, diriku; pergilah kalian kepada selain aku”. Karena mereka semua tidak bisa memberikan syafa’at.

Kemudian atas saran Nabi Isa AS mereka disuruh untuk mendatangi Nabi Muhammad SAW. Merekapun mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk meminta syafa’at darinya. Kemudian Nabi Muhammad SAW datang kepada Allah SWT dan bersujud di bawah Arsy-Nya. Allah SWT selanjutnya memberikan pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan menyuruhnya mengangkat kepala dari sujudnya, kemudian menyuruh untuk meminta permohonan syafa’at yang pasti akan di kabulkan permohonannya itu. Akhirnya Nabi Muhammad SAW meminta permohonan untuk diberikan syafa’at kepada ummatnya seraya berkata ”ummatku wahai Tuhan, ummatku wahai Tuhan, ummatku wahai Tuhan”. Pada akhirnya dimasukkanlah ummat Nabi Muhammad SAW yang tiada di hisab kedalam syurga melalui pintu kanan, dan selain mereka dimasukkan ke dalam syurga melalui pintu-pintu syurga lainnya bersama ummat-ummat yang lain.

Begitulah kurang lebihnya yang akan terjadi di akhirat nanti berdasarkan dari hadist shahih yang cukup panjang sekali redaksinya, diriwayatkan oleh Muttafaq ’alaihi. (lihat kitab Hadist Riyadhus Shalihin jilid 2, Bab Tentang Hadist-Hadist Yang Tersebar dan Memuat Ceritera. Hadist No:59)

Sudahkah kita menjadi ummatnya Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah? mengikuti sunah-sunahnya, yang dengan itu semoga kelak di akhirat nanti kita akan mendapatkan syafa’atnya yang tiada seorang nabi dan rasul pun yang dapat memberikannya dari kesusahan dan penderitaan yang tiada terkira yang terjadi di hari itu, dimana matahari akan berada dekat sekali dengan manusia, lebih amat sangat dahsyat dari matahari tengah hari bolong ketika di dunia.

Wallahu a’lam bishshawab

25 Mei 2009

Dari Nitraria Retusa Sampai Sholat Subuh

oleh: Addy Aba Salma

Menghadapi dampak global warming yang sangat terasa dengan suhu udara yang menjadi sangat panas, Indonesia diakhir tahun 2007 awal tahun 2008 kemarin mencanangkan penanaman sejuta pohon. Penanaman sejuta pohon ini menjadi program pemerintah RI yang intruksinya datang langsung dari Presiden SBY. Hampir disetiap lahan luas yang masih kosong digalakkan untuk ditanami pohon. Area Bandara Soekarno Hatta pun tidak ketinggalan ikut serta dalam menghadapi issue global warming tersebut dengan menanami lahan-lahan yang masih kosong untuk ditanami macam-macam tanaman yang dapat tumbuh besar dan dapat menghijaukan lingkungan.

Penanaman sejuta pohon juga terjadi di israel, negara yang sebenarnya tidak punya tanah. Negara ini ada karena menjajah bangsa Palestina semenjak tahun 1948 silam. Yang sebenarnya ada di peta dengan nama negara israel itu tidak lain adalah tanah Bangsa Palestina tempat lahirnya para Nabi negeri yang diberakhi, tempat dimana Masjidil Aqsa berada, persinggahan Nabi Muhammad SAW ketika dalam peristiwa Isra’ wal Mi’raj.

”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Isra’:1)

Penanaman pohon yang dilakukan di israel bukan untuk menghadapi issue global warming tetapi dalam rangka menghadapi sesuatu yang pasti terjadi yaitu peperangan yang dilakakukan umat Islam terhadap kaum yahudi yang akan terjadi diakhir zaman nanti. Pohon yang ditanam oleh orang-orang yahudi di israel yaitu pohon NITRARIA RETUSA nama latin dari pohon GHORQOD. Orang-orang yahudi telah melakukan penanaman pohon Ghorqod (NitrarIa Retusa) ini sejak lama karena memang dianjurkan untuk secara aktif menanam pohon jenis ini di wilayah pendudukan israel di tanah Palestina. Website Jewish National Fund (jnf.org) diakhir tahun 2007 telah mengumumkan bahwa di tanah Palestina yang dikuasai zionis-israel telah ditanami tak kurang dari 220 juta batang pohon Ghorqod. (eramuslim.com) Jumlah yang tidak sedikit dan hari ini pastinya sudah lebih dari angka 220 juta batang pohon Ghorqod.

Ada apa dengan orang-orang yahudi itu, sampai-sampai mereka melakukan aksi penanaman berjuta-juta pohon Ghorqod? Tidak lain karena mereka ternyata MENYAKINI perkataan yang diucap oleh manusia yang selama hidupnya tidak pernah berkata dusta walau sekalipun, yaitu perkataan Rasulullah Muhammad SAW. Yang tidak lain perkataan itu yang terdapat di dalam salah satu Hadist Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon Ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi.” (HR. Bukhari Muslim)

Kalau orang-orang yahudi itu sangatlah menyakini sabda Nabi Muhammad SAW yang jelas-jelas bukan Nabinya mereka, bagaimana dengan kita yang jelas-jelas sebagai umat Islam, umatnya Nabi Muhammad SAW?

Satu hadist lagi yang diayakini oleh zionis-israel yaitu hadist tentang keutamaan shalat subuh berjama’ah. Sampai-sampai ada salah Seorang penguasa yahudi pernah menyatakan bahwa mereka tidak akan takut terhadap orang Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jama’ah sholat subuh mencapai jumlah jama’ah sholat jum’at. (hudzaifah.org)

“Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung didalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Orang yahudi itu menilai dari hadist tersebut jika masih banyaknya umat Islam yang lalai dalam melaksanakan sholat subuh berjamaah ke Masjid berarti kemenangan akan jauh dari umat Islam. Karena kemenangan akan hanya di raih ketika umat Islam jauh dari kemunafikan.

...Assholatu khairum minannaum...

Muhassabah khusus buat saya pribadi dan kita semua, sudahkah kita menjadi satu diantara umat Islam yang senantiasa mendatangi Masjid untuk berjamaah Sholat Subuh?

Wallahua’lam bishshawab

23 Mei 2009

Berikanlah Aku Waktu

oleh: Addy Aba Salma

Menggunung Dosa Yang Terlakukan
Tak Terhitung Bagai Buih Dilautan
Begitu Hina Diri Hamba
Tak Pantas Kumengharap Syurga

Tak Kuasa Kubayangkan Neraka
Dahsyat Siksa Sungguh Terjadi Disana
Tak Ingin Aku merasakannya
Ya Allah Ampunilah Hamba

Ya Allah Berikanlah Aku Waktu
Untuk Ku Dapat Bertaubat Kepada-Mu
Jangan Dulu Kau Panggil Diriku
Belumlah Cukup Kuberbekal Menuju-Mu

Tak Sanggup Kututupi Dosa-Dosa
Dengan Amal Ibadah Yang Aku Lakukan
Karena Begitu Banyaknya Dosa
Ya Allah Kumengharap Rahmat-Mu

Ya Allah Berikanlah Aku Waktu
Untuk Kudapat Bertaubat Kepada-Mu
Berikanlah Ampun Dan Rahmat-Mu
Jika Memang Sudah Waktuku Menuju-Mu

22 Mei 2009

Ketika Ajal Mendahului Taubat

oleh: Addy Aba Salma

Kita diberitakan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Ankabut:57 yang artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan” (lihat juga Qs. Ali Imran:185, Al Anbiya’:35), yang dengan itu kita harus meyakini bahwa memang kita akan mengalami kematian yang kita tidak akan tahu kapan kematian itu akan datang menghampiri kita.

Berita duka cita kerap kali terdengar di telinga kita melalui pengeras suara mushola atau masjid, berita perihal kematian salah satu tetangga di lingkungan tempat tinggal kita. Berita duka cita itu disampaikan diiringi dengan ucapan “Innalillahi wainnailaihi raji'un” yang terjemahannya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali” (lihat Qs. Al Baqarah:156), kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Entah kapan yang kita tidak bisa mengetahuinya, berita duka cita itu diumumkan untuk nama kita atau nama dari keluarga kita. Tetangga kita semuanya mengucapkan “Innalillahi wainnailaihi roji'un” dan mereka berta’ziah kerumah kita. Setelah dimandikan mereka menshalati kita dengan takbir 4 kali dan juga ikut untuk mengiringi rombongan keluarga ke tempat peristirahatan terakhir kita.

Bagi orang yang beriman dan beramal shalih kematian adalah sesuatu yang tidak akan pernah ditakutinya, karena kematian awal dari dirinya untuk berjumpa dengan sang Maha Pencipta Allah SWT Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikannya semesta nikmat selama ia hidup didunia dan ia senantiasa mensyukurinya, menjalankan perintah dan menjauhkan larangannya yang dengan kata lain ia berusaha menjadi hamba-hamba rabbani yang tersemat didalam dirinya ketaqwaan dan penuh dengan keikhlasan. Dan bagi orang yang beriman dan beramal shalih itu Allah menyebut mereka Khairul Bariyah (sebaik-baik makhluk) dan dijanjikan balasan syurga yaitu syurga ‘Adn dan mereka kekal didalamnya. (Qs. Al Bayyinah:7-8). Tetapi sebaliknya, mereka yang memilih kekafiran dan melakukan kemusyrikan sewaktu hidup didunia Allah menyebut mereka Syarul Bariyah (seburuk-buruk makhluk) dan mereka akan dimasukkan kedalam neraka jahanam selama-lamanya. (Qs. Al Bayyinah:6)

Bagi mereka yang jauh dari perintah Allah dan tidak menjalankan perintah Nya, asyik terlena dengan fatamorgana dunia, mereka menunda-nunda untuk bertaubat dan tidak bergegas untuk kembali ke jalan Nya, maka sungguh mereka termasuk orang-orang yang merugi yang telah menyia-nyiakan waktu yang diberikan oleh Allah SWT, yang seharusnya untuk melakukan ibadah kepada-Nya. (Qs. Al Ashr:1-5)

Dan ketika mereka mendengar tentang kematian mereka akan merasa takut, mereka tidak siap ketika ajal akan menjemput. Tetapi sesungguhnya ketika keputusan Allah telah datang bahwa kita akan mati pada detik ini juga, maka kita tidak akan bisa menolaknya. Seperti yang Allah firmankan di dalam Al Qur’an Surat Al Munafiqun:11 yang artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya….”

Ketika kita sudah menjumpai ajal berarti sudah selesai perjalanan hidup kita di alam dunia dan tinggal kita tunggu waktu Allah SWT. akan menghitung amalan-amalan kita selama hidup didunia. Kita tidak bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan dan sungguh amat menyesal mereka yang lalai dan hanya memperturutkan hawa nafsunya ketika berada di didunia.

Artinya: Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. (Qs. Al-Furqan:27)

Artinya: Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Qs. Al Baqarah:167)

Artinya: maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman. (Qs. Asy Syu'araa':102)

Jangan sampai ajal yang telah Allah tentukan kepada kita mendahului taubat yang sering kita tunda-tunda, kita tidak bersegera untuk kembali ke jalan-Nya. Maka ketika ajal mendahului taubat, tidak ada lagi waktu dan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita untuk kembali hidup didunia untuk menebus kesalahan dan kekeliruan yang telah kita perbuat. Semoga kita adalah hamba yang senantiasa bertaubat atas kesalahan yang terlakukan dengan “Taubatan Nashuha” dan Allah SWT. berkenan menerima akan taubat kita. Amin.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (Qs. At Tahrim:8)

“…Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. At-Taubah:118)

Wallahu a’lam bishshawab

Medex Ruhiyah

oleh: Addy Aba Salma

MEDEX (MEDical EXamination) biasanya dilakukan untuk mengetahui apa saja dari fisik (jasadiyah) kita mana yang sehat dan mana yang sakit. Setelah pemeriksaan berjalan maka kita akan mendapatkan hasil dari pemeriksaan tersebut yang berupa angka-angka untuk setiap jenis penyakit. Yang dinyatakan sehat adalah angka-angka yang tertera di lembar hasil MEDEX jangan melebihi dari maksimal angka yang distandarkan untuk suatu jenis penyakit. Kalau angka dari hasil MEDEX melebihi angka yang di standarkan berarti kita terindikasi memiliki penyakit itu. Yang dengan hasil itu kita dapat tindak lanjuti untuk senantiasa menjaga kesehatan kita jangan sampai apa yang telah kita ketahui jenis penyakit yang terindikasi itu menjadi penyakit yang akut.

Kita harus menjaga makanan yang kita makan, tidak boleh berlebih kadar kolesterolnya, tidak boleh makan ini, tidak boleh makan itu, harus mengkonsumsi vitamin ini, minum obat itu dan seterusnya plus harus berolahraga sesuai apa yang disarankan oleh dokter. Kita akan mematuhinya karena memang kita ingin fisik (jasadiyah) kita sehat. Memang nikmat sehat itu mahal. Karena tidak sedikit orang yang ketika terkena suatu penyakit dan perlu dirawat dirumah sakit serta perawatan dokter secara intensif, dapat menghabiskan biaya dengan jumlah yang tidak sedikit. Oleh karenanya itu banyak orang yang tidak ingin sebenarnya dirinya sakit, mereka ingin sehat karena sehat itu mahal. Dan kita yang diberi nikmat kesehatan, senantiasalah kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meberikan nikmat sehat itu kepada kita, Alhamdulillahirabbil’alamin - segala puji hanya milik Allah tuhan semesta alam. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya.

Kalau MEDEX yang untuk fisik (jasadiyah) saja kita lakukan pernahkah kita coba untuk MEDEX RUHIYAH, karena manusia memiliki dua unsur yaitu jasad dan ruh. Medex Ruhiyah adalah pemeriksaan untuk mengetahui apakah ruhiyah kita dalam keadaan sehat atau sebaliknya ruhiyah kita sedang mengalami sakit. Lakukan Medex Ruhiyah ini dengan Muhasabah, obati dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, menuntut ilmu dan berteman dengan orang-orang yang shalih.

Muhasabah
Apa yang bisa kita lakukan untuk MEDEX RUHIYAH ini, sederhana sekali seperti yang saya sebutkan diatas, lakukan dengan MUHASABAH. Muhasabah berasal dari kata hasiba-yashabu yang artinya menghisab atau menghitung. Dengan kata lain kita mencoba interopeksi atau evaluasi diri kita. Khalifah Umar bin Khatab ra. pernah memberikan tausyiahnya kepada sahabat yang lainnya “Hisablah diri kalian sebelum kalian di hisab”, maksudnya hitunglah amal apa yang sudah anda lakukan sebelum kalian di hitung di akhirat kelak yaitu di yaumul hisab. Dan Allah SWT juga memerintahkan kepada orang yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya dan memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, apakah sudah cukup kita berbekal untuk akherat kelak, firman-Nya di dalam Al Qur’an “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al Hasyr:18)

Dan Rasulullah SAW dalam satu hadistnya menyebutkan orang-orang yang senantiasa mengevaluasi dirinya dalam orientasi akhirat adalah mereka orang-orang yang cerdas, “Orang yang cerdas (Al-Kayyis) adalah mereka yang selalu mengevaluasi (aktifitas) dirinya dan beraktivitas demi orientasi akhirat, (sedang) orang yang bodoh adalah orang yang selalu menuruti hawa nafsunya dan berkhayal mendapatkan ridho Alloh (tanpa beramal sholih)” (HR. At Tirmidzi)

Dengan muhasabah kita akan mengetahui sejauh mana selama ini diri kita, sudahkah kita senantiasa beribadah kepada-Nya, atau selama ini kita dalam kemaksiatan dan selalu memperturutkan hawa nafsu. Ya, dengan muhasabah kita akan mengetahui jawabannya. Kalau kita dapati hasil dari muhasabah itu kita sudah dalam keta’atan kepada-Nya istiqamahlah, tingkatkan lagi amal ibadah kita dan jangan merasa cukup dengan amal yang sudah kita kerjakan. Seandainya kita mendapati diri kita jauh dari perintah Allah dan sering melakukan sesuatu yang dilarang-Nya berarti kita sedang mengalami sakit, sakit yang perlu segera diobati, tidak boleh tunggu nanti atau esok, harus segera detik ini juga. Istighfar kepada Allah dan bertaubat dan mulailah berbenah untuk mengobati ruhiyah kita yang sedang sakit itu. Tidak ada kata terlambat dalam mengobati ruhiyah kita yang sedang sakit, karena Allah SWT maha pengasih dan maha penyayang, maha pengampun dosa dan maha penerima taubat. Seperti yang difirmankan-Nya dalam Qs. At Taubah:118 yang artinya: “…Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Meningkatkan kualitas iman dan taqwa
Tingkatkan keimanan kita dengan senantiasa mencoba melakukan ibadah-ibadah yang kita sanggup untuk mengerjakannya. Karena iman akan bertambah ketika kita dalam keta’atan kepada-Nya yang berarti juga ruhiyah sedang dalam keadaan sehat dan sebaliknya iman kita akan berkurang ketika kita berada dalam kemaksiatan kepada Allah yang dengan itu berarti ruhiyah kita sedang mengalami sakit. Oleh karena itu taqwa dalam diri juga harus kita tingkatkan yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. Definisi taqwa lainnya adalah mencegah diri dari adzab Allah dengan berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya dikala sepi atau terang-terangan. Ada lagi definisi taqwa menurut sahabat, dalam satu riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khattab ra. pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang taqwa. Ubay ra. menjawab, ”Bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh dengan duri?”, “Ya” jawab Umar, Ubay kembali bertanya “Apa yang anda lakukan saat itu?”, “Saya bersiap-siap dan berjalan dengan sangat hati-hati” jawab Umar, “Itulah taqwa” Ubay menegaskan. Itulah definisi taqwa menurut Ubay bin Ka’ab berdasar dari jawaban Umar ra, kehati-hatian kita ketika kita melewati jalanan yang penuh dengan duri, jangan sampai kita menginjaknya. Dan orang yang bertaqwa akan dimuliakan oleh Allah SWT di sisi-Nya. Qs Al Hujurat:13 “… Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Menuntut ilmu
Menuntut ilmu adalah kewajiban. Kewajiban menuntut ilmu pernah di sampaikan Rasulullah SAW dalam salah satu hadistnya yang terkenal, Rasulullah bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim.” (HR. Thabrani). Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah “Iqra” yang berarti bacalah (Qs. Al Alaq:1). Dengan menuntut ilmu yang tadinya kita bodoh akan menjadi berilmu. Yang dengan ilmu itulah modal kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan menuntut ilmu kita mengetahui bagaimana cara kita berwudhu, bagaiman cara kita shalat, shalat itu lebih baik berjamaah dari pada sendiri dan seterusnya. Dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan, itu janji-Nya di dalam Al Qur’an “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Qs. Al Mujadilah:11). Banyak cara untuk kita menuntut ilmu, dengan menghadiri majelis-majelis ilmu baik dilingkungan rumah kita atau di kantor tempat kita bekerja, dengan cara membaca buku keislaman, melalui ceramah-ceramah agama di radio dan di televisi dan ditempat sarana-sarana menuntut ilmu lainnya.

Berteman dengan orang shalih
Orang-orang shalih yang ada di sekitar kita bertemanlah kepada mereka. Kenapa kita harus berteman kepada mereka, yang pertama karena orang yang shalih senantiasa dalam hidupnya selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang kedua orang yang shalih senantiasa nasihat-menasihati dan senantiasa mengajak untuk berbuat amal shalih dan yang ketiga supaya ke shalihannya juga melekat pada diri kita.

Orang-orang shalih senantiasa dalam hidupnya selalu mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, senantiasa tercurahkan rahmat-Nya dan terlihat ketenangan pada wajah mereka. Yang dengan itu ketika kita berteman dengan mereka maka kita akan juga merasakan ketenangan. Rasulullah bersabda “Tidaklah suatu kaum duduk mengingat Allah Ta’ala kecuali para Malaikat akan mengelilingi mereka dan mereka akan diliputi oleh rahmat Allah serta akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan Allah akan memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya“ (HR.Muslim)

Orang-orang shalih selalu nasihat-menasihati dan senantiasa mengajak untuk bersama berbuat amal shalih, yang ketika kita berteman dengan mereka kita akan mendapatkan nasihat-nasihat yang baik dan mengajak kita untuk berbuat kebaikan.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Qs. Fushshilat:33)

“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Qs. Al Ashr:1-3)

Keshalih an orang-orang yang shalih ketika kita berteman dengan mereka, lambat laun akan melekat juga keshalihan pada diri kita. Oleh karenanya lingkungan memang sangat berperan terhadap perubahan diri seseorang. Ketika lingkungan kita shalih maka kita juga akan menjadi shalih. Rasulullah bersabda "Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk seperti pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Si pembawa minyak wangi mungkin ia akan menghadiahkannya kepadamu atau kamu membeli darinya atau paling tidak kamu dapat mencium aroma semerbak wangi darinya. Adapun si pandai besi mungkin api akan membakar bajumu atau paling tidak kamu akan mencium bau tidak sedap darinya”. (HR. Bukhaari Muslim)

Sedikit ilmu dalam tulisan ini khusus ditujukan kepada saya pribadi hamba yang dhaif, segala apa yang tersampaikan benar dalam tulisan ini datangnya dari Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepada kita semua dan selalu menuntun kita tetap berada di Jalan-Nya. Amin.

Wallahu a’lam bishshawab

18 Mei 2009

Kita Sangat Perlu Aturan Dan Nasehat

oleh: Addy Aba Salma

Suatu hari sepulang dari bekerja, seperti biasa saya menggunakan bus jemputan menuju Kemayoran. Setelah sampai di Kemayoran saya harus melanjutkan perjalanan dengan menggunkan motor yang setiap harinya biasa saya parkir di lapak parkir belakang GSM (Garuda Sentra Medika). Baru saja ingin menyalahkan motor, sepertinya ada yang aneh dengan ban motor saya, benar saja ternyata ban motor saya gembes mungkin karena bocor halus, seharian di parkir akhirnya jadi gembes, cape’ deh... Saya mau tidak mau harus menambalnya, Alhamdulillah ada tukang tambal ban tidak jauh dari parkiran, di sebelah pintu perlintasan kereta api Kemayoran.

Sewaktu saya sedang menunggu ban motor dikerjakan tidak lama terdengar sirine berbunyi tanda akan adanya kereta api yang akan melintas. Tetapi di waktu yang bersamaan ketika sirine itu berbunyi dan pintu perlintasan perlahan akan menutup dari arah Jl. Angkasa ke Gunung Sahari ada dua kendaraan yang coba menerobos, Bajaj dan Mobil Kijang. Dua kendaraan tersebut tidak bisa melewati rel kereta api karena ternyata jalanan macet dan memang biasanya jalan itu ketika menjelang sore sering macet. Sirine masih saja berbunyi, dan orang-orang di sekitar yang melihat itu panik semua termasuk saya, apalagi sopir bajaj dan mobil kijang itu.

Terlihat petugas penjaga pintu perlintasan kereta api mengibarkan bendera berwarna merah sambil berlari menuju rel kereta api. Bendera itu ternyata untuk memberi kode kepada masinis untuk berhati-hati dan memberhentikan kereta yang sedang ia bawa. Saya lihat ke arah kanan dari arah stasiun Kota terlihat kereta yang berjalan perlahan-lahan dan akhirnya berhenti. Masinis kereta mungkin sudah melihat dari kejauhan kibaran bendera berwarna merah petugas penjaga perlintasan kereta api tersebut.

Karena jalanan macet kendaraan tidak bisa maju, dua kendaraan yang menerobos tadi didorong mundur kebelakang dibantu oleh orang-orang yang ada di sekitar pintu perlintasan kerat api. Setelah jalur kereta aman dari kendaraan yang menghalang barulah kereta itu kembali berjalan ...nguuuung jejes jejes jejes... Alhamdulillah tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, karena memang Allah SWT tidak menakdirkan sopir Bajaj dan sopir Mobil Kijang itu meninggal tertabrak kereta api pada hari itu.

Akhirnya selesai juga ban motor saya, bisa lanjut pulang neh... Sedikit bertanya kepada abang tukang tambal ban, menanyakan apakah disini sering terjadi kecelakaan? Tidak sering tapi pernah terjadi kecelakaan di pintu perlintasan ini baru saja kemarin ini katanya. Saya tanya karena apa, abang tukang tambal ban yang selalu berada di pintu perlintasan kereta api itu menerangkan karena mobil yang melintas tidak mengindahkan sirine tanda kereta akan lewat dan menerobos pintu perlintasan yang akhirnya, ya githu deh...

Kita semua memang harus mengikuti aturan, aturan untuk keselamatan kita ketika hendak melintasi pintu perlintasan kereta api adalah ketika sirine berbunyi di pintu perlintasan kereta api maka kita wajib berhenti dan menunggu sampai kereta api selesai melintas. Kita tidak boleh melanggar aturan itu, karena akan vatal akibatnya. Tidak hanya di dunia perkeretaapian, di dunia penerbangan apalagi sangat ketat dengan yang namanya aturan. Kalau tidak mengikuti aturan yang sudah diberlakukan maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. (baca tulisan Bapak Abubakar Renwarin tentang SMS)

Kalau dunia perkeretaapian dan dunia penerbangan saja memerlukan aturan, apalagi kita manusia sangatlah perlu aturan. Aturan untuk manusia hidup didunia ini agar selamat didunia dan selamat di akhirat adalah dengan mengikuti aturan yang telah dibuat oleh yang menciptakan manusia dialah Allah SWT. Aturan itu adalah Al-Qur’an, yang ketika kita tidak mengikutinya pastilah kita akan tersesat dalam menjalani kehidupan didunia ini, seperti masyarakat arab jahiliyah pada masanya.

Masyarakat arab jahiliyah pada masa itu adalah masyarakat yang tidak memiliki aturan, mereka telah meninggalkan millah nabi Ibrahim as. Mereka sesat dalam gelapnya kehidupan, hawa nafsu yang mereka perturutkan. Yang pada akhirnya Allah SWT mengutus seorang Rasul pembawa cahaya untuk menerangi, membawa aturan untuk dijalankan, dialah Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang mendakwahkan manusia dengan Kalam Allah Al Quranul Karim. Beliaupun pernah bersabda ”Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku” (HR. Baihaqi)

Tetapi kita manusia yang pasti pernah melakukan kesalahan, pernah melakukan kekeliruan, pernah melakukan kelalaian. Kita manusia bukanlah seperti Nabi Muhammad SAW yang maksum, terbebas dari dosa. Oleh karenanya orang yang beriman diperintah untuk saling nasehat-menasehati supaya tidak menjadi orang-orang yang merugi dari kesalahan, kekeliruan dan kelalaian yang dilakukan (baca Qs Al ’Ashr:1-3). Ketika keluarga kita, sahabat kita, rekan kerja kita lalai maka kita coba untuk menasehatinya, begitu juga ketika kita yang lalai harus menerima nasehat dari orang lain. Kita harus peduli terhadap mereka yang lalai, seperti petugas penjaga pintu perlintasan kereta api dalam cerita diatas. Harus ada orang yang membantu menuntun mengarahkan ke jalan yang benar, seperti orang-orang yang membantu mendorong mundur mobil kijang dalam cerita diatas. Kalaulah tidak ada petugas penjaga pintu perlintasan kereta api dan orang-orang yang ada di sekitarnya pastilah sopir Bajaj dan sopir Mobil Kijang tersebut akan mengalami kerugian karena melanggar aturan. Beristighfarlah atas kesalahan, kekeliruan dan kelalaian yang kita lakukan.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yeng senantiasa berpegang teguh pada aturan yang telah dibuat oleh Allah SWT yaitu Al Quranul Karim dan juga berpegang teguh pada Hadist Rasulullah SAW. Semoga kita juga tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi di dunia apatah lagi di akhirat kelak. Amin... Amin... Ya Rabbal ’alamin....

Wallahu a’lam bishshawab


14 Mei 2009

Cahaya Itu Jangan Dibiarkan Meredup

oleh: Addy Aba Salma

Semut-semut kecil... saya mau tanya... apakah kamu didalam tanah... tidak kegelapan... ini adalah penggalan bait sebuah lagu anak-anak, namanye juga anak-anak iseng aje nanya-nanyain semut. Tapi ada benarnya juga bertanya, dengan bantuan apa koloni semut itu dalam beraktivitas di bawah rongga-rongga tanah? yang kita tahu pastinya disana memang gelap, tidak ada cahaya tembus menerangi. Karena dalam sudut pandang manusia dalam beraktivitas kita memerlukan cahaya dalam membantu mata kita dapat melihat. Ketika siang kita dibantu cahaya mentari, ketika malam kita dibantu cahaya rembulan. Lain manusia lain juga dengan semut, Allah SWT menciptakan semut yang tinggalnya di dalam rongga-rongga tanah yang sarat dengan kegelapan tetapi semut masih bisa beraktivitas dalam kegelapannya itu. Itulah kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Karena sangat perlunya cahaya, akhirnya manusia berfikir bagaimana kalau cahaya matahari dan rembulan itu tidak bisa maksimal dalam membantu mata kita untuk melihat karena cahayanya terhalang atap atau sekat sebuah bangunan. Maka digunakanlah api untuk menerangi, dari dengan cara membuat obor, api unggun, lampu tempel sampai lilin khususnya untuk dimalam hari. Kemudian akhirnya biidznillah manusia menemukan bola lampu, yang sampai saat ini sangatlah berguna bagi kita untuk membantu beraktivitas dalam ruang yang terhalang dari cahaya sinar mentari dan rembulan.

Cahaya mentari, rembulan, obor, lampu tempel, lilin sampai bola lampu itu memang sangatlah diperlukan oleh kita manusia untuk membantu dalam menjalani aktivitas di dunia ini. Cobalah kita berjalan di dalam gelap, tentunya kita tidak akan bisa kecuali kita mendapati cahaya walaupun hanya sedikit. Bersyukurlah kita akan nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, nikmat mata yang dapat melihat dan nikmat cahaya yang dapat menerangi.

Kita manusia memerlukan cahaya bukan hanya untuk berjalan ketika di dunia, tetapi kita juga amat sangatlah perlu cahaya untuk perjalanan kita menuju ke akhirat. Apa jadinya ketika dalam perjalanan kita menuju akhirat tempat kita hidup untuk selama-lamanya kelak, tidak ada cahaya yang menerangi. Pastinya kita tidak ingin kita tersesat dalam sepanjang perjalanannya, tersesat ke tempat dimana kita tidak menginginkannya.

Hanya ada dua tujuan perjalanan kita menuju akhirat, Syurga dan Neraka. Cahaya akan menuntun kita ketempat yang kita sama-sama inginkan yaitu Syurga. Karena dengan cahaya kita bisa melihat jalan menuju ke sana. Tetapi ketika kita tidak mendapatkan dan jauh dari cahaya itu maka kita akan tersesat menuju Neraka.

”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Hadid:28)

Cahaya itu jangan dibiarkan meredup, meredup dengan banyaknya kemaksiatan yang kita lakukan. Meredup bersamaan dengan lemahnya keimanan kita yang ketika dibiarkan semakin turun kualitasnya. Ketahuilah Keimanan kita itu kadang naik dan kadang turun, Imam Al Ghazali menerangkan bahwa keimanan kita naik ketika kita dalam keta’atan kepada-Nya, dan keimanan kita turun ketika kita asyik terlena dengan kemaksiatan kepada-Nya.

Kembalilah kita kepada sumber cahaya itu yaitu Al Qur’an, dan berdoalah kepada Allah SWT untuk senantiasa diberikan kesempurnaan cahaya pada diri kita dan memohon ampun kepada-Nya. Mumpung kita masih diberi waktu.

”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. As Syuura:52)

”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Qs. At-tahrim:8)

Wallahu a’lam bishshawab

11 Mei 2009

Cahaya

oleh: Addy

ketika cahaya itu mulai meredup
coba kupertahankan semampuku
tuk tetap bersinar terangiku
walau menerangi sehasta dariku

sungguh tak ingin cahaya itu mati
tak bersinar menerangiku lagi
tak ingin aku berada dalam gulita
yang pernah aku berada didalamnya

sudah cukup gulita itu kurasa
tak kan kubiarkan engkau hadir
dalam kehidupanku yang tersisa
adalah engkau sudah berakhir

kucoba tuk memulainya kembali
menambah sinar cahaya itu
supaya sinarnya tetap menerangi
menerangi bukan hanya diriku

Rajab 1425