oleh: Addy Aba Salma
Dalam perjalanan hidup ini banyak sekali kesenangan dan juga kesusahannya. Diantara kesusahan itu adalah kebangkrutan yang dialami oleh orang yang menjalankan usaha, berdagang misalnya. Ada istilah TETUKO, mungkin sebagian dari kita sudah ada yang mengetahui khususnya orang Jawa, apa itu TETUKO. TETUKO adalah nama kecilnya tokoh pewayangan GATOT KACA si Otot Kawat Tulang Besi, dan pesawat produksi IPTN CN-235 pun dinamakan dengan nama TETUKO ketika masih berdirinya perusahaan itu di era Presiden Soeharto.
Apa hubungannya kebangkrutan seorang pedagang dengan TETUKO? Hubungannya memang tidak ada, tetapi kalau dihubung-hubungkan ya nyambung juga. Karena ada yang mengartikan TETUKO itu ”sing TEko ora TUku-tuku, sing tuku ora teKO-teko” yang kalau diterjemahkan bahasa Jawa itu kedalam bahasa Indonesia adalah: ”yang datang tidak beli-beli, yang beli tidak datang-datang”.
Kalau kalimat tersebut disematkan kepada seorang pedagang apa yang bisa kita pahami? Yang bisa kita pahami adalah pedagang itu sedang mengalami awal dari KEBANGKRUTAN. Karena yang datang tidak beli-beli, yang beli tidak datang-datang lama-lama usaha yang dijalankannya akan BANGKRUT.
Banyak faktor sebenarnya yang menyebabkan seorang pedagang menjadi BANGKRUT. Diantaranya karena TETUKO tersebut, ia harus menjual murah tak ada untung barang dagangan sisa usahanya untuk menutupi hutang kepada agen dan ditambah lagi ia harus membayar uang sewa tempat usaha bulan terakhir.
Itu adalah sedikit gambaran orang yang BANGKRUT, dan kita memandangnya memang seperti itu. Sahabat Rasulullah juga memandang orang yang BANGKRUT itu adalah orang yang tidak mempunyai uang (dirham) dan sesuatu benda apapun. Tetapi Rasulullah SAW menyebut orang yang BANGKRUT itu tidaklah seperti apa yang kita pahami. Orang yang BANGKRUT menurut Rasulullah SAW adalah seperti apa yang diberitakan dalam hadist dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Adakah engkau semua tahu, siapakah orang yang pailit (bangkrut) itu?" Para sahabat menjawab: "Orang pailit (bangkrut) di kalangan kita ialah orang yang sudah tidak memiliki lagi se-dirham-pun atau sesuatu benda apapun." Beliau Rasulullah SAW lalu bersabda: "Orang yang pailit (bangkrut) dari kalangan ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakatnya, tetapi kedatangannya itu dahulunya -ketika di dunia- pernah mencaci maki si Anu, mendakwa serong kepada si Anu, makan harta si Anu, mengalirkan darah si Anu -tanpa dasar kebenaran-, pernah memukul si Anu. Maka orang yang dianiaya itu diberikan kebaikan orang tadi dan yang lainpun diberi kebaikannya pula, Jikalau kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan penganiayaannya, maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang yang dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu dilemparkanlah ke dalam neraka." (HR. Muslim)
Begitulah yang sampaikan oleh Rasulullah SAW, orang yang BANGKRUT itu adalah orang yang intinya adalah orang yang ketika didunia ia shalat, puasa dan membayar zakat tetapi pernah menganiaya orang lain. Dan karena aniayanya itu semua amal kebaikannya ketika di dunia akan habis, modal amal kebaikan yang dibawanya tidak bersisa untuk membayar kepada orang yang dianiayanya ketika di dunia. Ketika habis semua modal pahala itu masih juga dilimpahkan dosa dari orang-orang yang lainnya yang dianiayanya. Yang pada akhirnya orang tersebut dimasukkan kedalam neraka. Sebuah kesusahan yang tak lagi bisa disesalkan.
Semoga kita dilindungi oleh Allah SWT untuk tidak berlaku aniaya terhadap sesama. Terlindung dari apa yang disebutkan dalam hadist tersebut dan bentuk-bentuk aniaya lainnya. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung ketika di dunia ini dan di akhirat kelak. Amiin...
Walahu a’lam bishshawab
18 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar