11 September 2009
Antara Semangat BADAR dan Semangat BODOR
oleh: Addy Aba Salma
Perang Badar terjadi di bulan Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Rasulullah SAW dan para sahabat sedang melakukan shaum. Mereka senantiasa beribadah sebenar-benarnya, menyimpuhkan diri, menundukkan hati, memohon kepada Allah SWT atas pertolongan-Nya kepada mereka yang akan menghadapi pasukan kafir Quraisy yang berjumlah tiga kali lipat pasukan kaum muslimin.
Tidak ada canda dan tawa. Dalam mengisi hari-harinya tidak ada kesia-siaan yang terlakukan. Mereka coba untuk lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada sang Maha Pencipta, Allahu Rabbul ‘Alamin. Dan ketika perang Badar itu benar-benar terjadi, Allah SWT menurunkan pertolongannya, memenangkan mereka kaum muslimin, Allahu Akbar... sebuah keberkahan di dalam bulan Ramadhan.
Begitulah seharusnya kita, menghadirkan semangat Badar dalam mengisi hari di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan ini. Mencoba mengisi harinya dengan tidak menyiakan waktu-waktu yang ada. Mengisinya dengan tilawah qur’an, qiyamullail, juga amaliah-amaliah Ramadhan lainnya, dan jangan lewatkan waktu-waktu terkabulnya do’a yang kita panjatkan di bulan Ramadhan ini. Berdo’a untuk diri kita dan keluarga, juga berdoa untuk kaum muslimin di berbagai belahan bumi islam yang sedang tertindas.
Tetapi tantangan untuk bisa melakukan itu semua bisa hampa tak terraih oleh kita. Karena dari semenjak sahur sampai berbuka hingga sampai sahur kembali begitu banyak acara-acara Ramadhan di televisi yang mengemasnya dengan acara gelak tawa. Yang semua itu sebenarnya bisa menghilangkan konsentrasi kita untuk dapat khusu’ beribadah di bulan Ramadhan ini.
Acara-acara televisi itu menjadikan Ramadhan yang seharusnya disemangati dengan semangat BADAR menjadi semangat BODOR. Begitulah apa yang bisa sama-sama kita lihat dalam acara-acara televisi dalam bulan Ramadhan ini.
Di waktu sahur kita lupa untuk menambah kualitas ibadah kita dengan amaliah-amaliah Ramadhan yang bisa kita lakukan pada waktu ini, karena kita menunggu waktu sahur dengan gelak tawa, dan tidak juga kita manfaatkan untuk memohon do’a kepada Allah SWT. Ketahuilah sesungguhnya dalam waktu sahur terdapat keberkahan di dalamnya. Seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat barakah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Di waktu berbuka pun kita lupa memanfaatkan waktunya untuk memanjatkan do’a, karena kita menyambut berbuka dengan acara gelak tawa, hilang konsentrasi kita untuk memohon do’a kepada Allah SWT.
“Sesungguhnya bagi orang yang shaum saat ia berbuka, do’anya tidak tertolak” (HR. Ibnu Majah)
Kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan. Masihkah kita tertarik dengan gelak tawa acara televisi, ataukah kita adalah diantara orang-orang yang mencoba menyimpuhkan diri, menundukkan hati, memaksimalkan waktu yang tersisa untuk lebih dekat kepada Allahu Rabbul Izzati dengan beribadah, ber-i’tikaf menggapai keberkahan di malam-malam terakhirnya, menggapai lailatul qadr yang dinanti.
Tentunya antara semangat BADAR dan semangat BODOR dalam mengisi hari-hari dalam bulan Ramadhan ini akan terlihat dari perbedaan hasil yang akan kita raih selepas Ramadhan nanti. Semoga kita adalah diantara orang-orang yang mendapatkan keberkahan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, meraih keutamaan lailatul qadr. Meninggalkan Ramadhan sebagai alumni Ramadhan sejati, menjadi insan yang bertaqwa. Yang layak merayakan hari kemenangan, Hari Raya 'Idul Fithri.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin
Wallahu’alam Bishshawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar