10 September 2009
Sepuluh Hari Terakhirnya Begitu Kita Rindukan
oleh: Addy Aba Salma
Banyak umat islam di bulan Ramadhan ini merasa berat melakukan macam-macam ibadah selain puasa dan shalat yang seharusnya dilakukan untuk mengisi waktu-waktu di dalam bulan yang penuh keberkahan ini. Merasa berat karena mungkin melihat jumlah hari dalam sebulan Ramadhan yang berjumlah 29 atau 30 hari tersebut. Dalam sebulan penuh kita harus berpuasa ditambah shalat, tilawah qur’an, shadaqah, itikaf, qiyamul lail dll. Padahal jumlah sebulan dalam bulan Ramadhan yang cuma 30 hari tersebut, jika dibandingkan dengan jumlah hari dalam setahun 365 hari dalam hitungan Masehi atau lebih kurang 355 hari dalam hitungan Hijriah, 30 hari Ramadhan tidaklah begitu berat untuk dijalankan.
30 hari kita maksimalkan untuk senantiasa dalam ketaatan dengan beribadah kepada-Nya, untuk mencoba menghapus dosa selama 325 hari yang mungkin kita masih banyak lalai, khilaf dan lupa kepada yang telah menciptakan kita, yang telah menghidupkan kita, yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita dan yang akan mematikan kita jika memang sudah waktunya kita kembali kepada-Nya, Dialah Allah SWT Rabbul ‘Alamin Tuhan Semesta Alam.
Kalaulah memang kita merasa “berat” dalam menjalani rutinitas ibadah Ramadhan ketahuilah bahwa Allah menjanjikan ganjaran pahala yang “berat” pula dan berlipat dari apa yang telah kita kerjakan dari rutinitas ibadah yang kita merasa “berat” itu. Subhanallah.
Ramadhan berasal dari kata “Ramadh” yang berarti panas yang amat sangat terik. “Ramadh” sangat dibutuhkan oleh pohon kurma untuk membantu dalam proses pertumbuhan buah kurma menjadi masak. Ramadhan adalah bulan dimana orang beriman sangatlah membutuhkannya untuk sarana ibadah, sarana pembinaan, sarana muhasabah untuk kemudian selepas bulan Ramadhan kita akan menjadi orang-orang beriman yang “masak” dalam artian orang-orang beriman yang bertaqwa. Seperti apa yang di firmankan Allah SWT di dalam Al-Qur’an ayat perintah puasa yang kita semua sama-sama sudah hafal, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Qs Al-Baqarah:183)
Di dalam sepuluh terakhir Ramadhan bulan yang Mulia ini Allah SWT menyimpan Lailatul Qadr malam yang senilai seribu bulan. Kita disuruh untuk mencarinya dimalam-malam yang ganjil, malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, ke-29, terutama sekali di malam ke-27 seperti yang disabdahkan oleh Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang ingin berjaga-jaga dan bertemu dengan Lailatul Qadr, maka berjaga-jagalah pada malam ke dua puluh tujuh” (HR. Ahmad)
Sungguh dahsyat ganjaran yang Allah SWT janjikan, seribu bulan yang kalau dikonversikan kedalam tahun sekitar 83 tahun 4 bulan, “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Qs. Al Qadr:2-3). Rata-rata umur kita sekitar 60 tahunan, sedikit yang bisa mencapai umur sampai 80 tahun apalagi 100 tahun kalaulah ada dapatlah dihitung dengan jari. Jika kita mendapatkan malam kemuliaan itu (insya Allah) berarti ganjaran yang Allah berikan kepada kita melebihi dari umur kita yang sekarang ini. Umur yang lebih banyak maksiatnya daripada ketaatannya dan mungkin sedikit sekali ketaatan dalam beribadah yang diterima oleh Allah SWT. Oleh karenanya seribu bulan yang dijanjikan oleh Allah itu jangan sampai terlewatkan oleh kita. Raih dengan mengharap keridhoan-Nya, tanamkan keikhlasan di hati.
Dan Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa orang-orang yang shalat pada malam yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan itu Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, “Barangsiapa yang mendirikan sholat pada Lailatul Qadr (malam Qadr) dengan keimanan dan mengharap keridhoan-Nya, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari Muslim)
Tetapi sangat sedikit yang mencoba mencari dan meraih malam Lailatul Qadr itu. Mencari dan meraihnya dengan beri’tikaf didalam masjid. Dengan memaksimalkan sisa hari dan waktu di dalam bulan Ramadhan ini yang tersisa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyibukkan diri dalam ketaatan pada-Nya dengan tilawatul qur’an, qiyamul lail dan amaliah-amaliah yang lainnya. Kebanyakan dari kita di sepuluh terakhir Ramadhan sibuk dengan mudik lebaran, sibuk dengan pergi ke mall untuk belanja baju baru, sibuk dengan memadati meja tamu dengan toples-toples kue beraneka rasa, sibuk dengan memenuhi lemari es dirumah dengan bermacam minuman dan makanan untuk persiapan hari lebaran, yang belum tentu hari lebaran itu dapat kita rasakan karena kita tidak bisa mengetahui pastinya apakah besok hari Allah SWT masih memberikan umur panjang kepada kita semua.
Ramadhan adalah anugrah terindah yang Allah SWT berikan kepada kita, Allah masih sayang kepada kita, Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa merasakan kembali nikmatnya beribadah dalam Ramadhan tahun ini. Jangan sia-siakan waktunya terbuang percuma. Semoga Allah SWT memberikan kita nikmat umur panjang hingga kita dapat merasakan sebulan penuh Ramadhan. Sepuluh hari terakhirnya begitu kita rindukan, semoga seribu bulan itu terlabuh pada diri-diri kita dan kelak di akhirat kita bisa memasuki syurga-Nya melalui pintu Ar-Rayyan dan nikmat kebahagiaan tiada tara berjumpa dengan Allah SWT. Amin… Amin… Ya Rabbal ‘Alamin
Wallahu a’lam bishshawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar