aku, diantara yang berjalan di atas punggung bumi, untuk terus BELAJAR

-Addy Aba Salma-

18 Mei 2009

Kita Sangat Perlu Aturan Dan Nasehat

oleh: Addy Aba Salma

Suatu hari sepulang dari bekerja, seperti biasa saya menggunakan bus jemputan menuju Kemayoran. Setelah sampai di Kemayoran saya harus melanjutkan perjalanan dengan menggunkan motor yang setiap harinya biasa saya parkir di lapak parkir belakang GSM (Garuda Sentra Medika). Baru saja ingin menyalahkan motor, sepertinya ada yang aneh dengan ban motor saya, benar saja ternyata ban motor saya gembes mungkin karena bocor halus, seharian di parkir akhirnya jadi gembes, cape’ deh... Saya mau tidak mau harus menambalnya, Alhamdulillah ada tukang tambal ban tidak jauh dari parkiran, di sebelah pintu perlintasan kereta api Kemayoran.

Sewaktu saya sedang menunggu ban motor dikerjakan tidak lama terdengar sirine berbunyi tanda akan adanya kereta api yang akan melintas. Tetapi di waktu yang bersamaan ketika sirine itu berbunyi dan pintu perlintasan perlahan akan menutup dari arah Jl. Angkasa ke Gunung Sahari ada dua kendaraan yang coba menerobos, Bajaj dan Mobil Kijang. Dua kendaraan tersebut tidak bisa melewati rel kereta api karena ternyata jalanan macet dan memang biasanya jalan itu ketika menjelang sore sering macet. Sirine masih saja berbunyi, dan orang-orang di sekitar yang melihat itu panik semua termasuk saya, apalagi sopir bajaj dan mobil kijang itu.

Terlihat petugas penjaga pintu perlintasan kereta api mengibarkan bendera berwarna merah sambil berlari menuju rel kereta api. Bendera itu ternyata untuk memberi kode kepada masinis untuk berhati-hati dan memberhentikan kereta yang sedang ia bawa. Saya lihat ke arah kanan dari arah stasiun Kota terlihat kereta yang berjalan perlahan-lahan dan akhirnya berhenti. Masinis kereta mungkin sudah melihat dari kejauhan kibaran bendera berwarna merah petugas penjaga perlintasan kereta api tersebut.

Karena jalanan macet kendaraan tidak bisa maju, dua kendaraan yang menerobos tadi didorong mundur kebelakang dibantu oleh orang-orang yang ada di sekitar pintu perlintasan kerat api. Setelah jalur kereta aman dari kendaraan yang menghalang barulah kereta itu kembali berjalan ...nguuuung jejes jejes jejes... Alhamdulillah tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, karena memang Allah SWT tidak menakdirkan sopir Bajaj dan sopir Mobil Kijang itu meninggal tertabrak kereta api pada hari itu.

Akhirnya selesai juga ban motor saya, bisa lanjut pulang neh... Sedikit bertanya kepada abang tukang tambal ban, menanyakan apakah disini sering terjadi kecelakaan? Tidak sering tapi pernah terjadi kecelakaan di pintu perlintasan ini baru saja kemarin ini katanya. Saya tanya karena apa, abang tukang tambal ban yang selalu berada di pintu perlintasan kereta api itu menerangkan karena mobil yang melintas tidak mengindahkan sirine tanda kereta akan lewat dan menerobos pintu perlintasan yang akhirnya, ya githu deh...

Kita semua memang harus mengikuti aturan, aturan untuk keselamatan kita ketika hendak melintasi pintu perlintasan kereta api adalah ketika sirine berbunyi di pintu perlintasan kereta api maka kita wajib berhenti dan menunggu sampai kereta api selesai melintas. Kita tidak boleh melanggar aturan itu, karena akan vatal akibatnya. Tidak hanya di dunia perkeretaapian, di dunia penerbangan apalagi sangat ketat dengan yang namanya aturan. Kalau tidak mengikuti aturan yang sudah diberlakukan maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. (baca tulisan Bapak Abubakar Renwarin tentang SMS)

Kalau dunia perkeretaapian dan dunia penerbangan saja memerlukan aturan, apalagi kita manusia sangatlah perlu aturan. Aturan untuk manusia hidup didunia ini agar selamat didunia dan selamat di akhirat adalah dengan mengikuti aturan yang telah dibuat oleh yang menciptakan manusia dialah Allah SWT. Aturan itu adalah Al-Qur’an, yang ketika kita tidak mengikutinya pastilah kita akan tersesat dalam menjalani kehidupan didunia ini, seperti masyarakat arab jahiliyah pada masanya.

Masyarakat arab jahiliyah pada masa itu adalah masyarakat yang tidak memiliki aturan, mereka telah meninggalkan millah nabi Ibrahim as. Mereka sesat dalam gelapnya kehidupan, hawa nafsu yang mereka perturutkan. Yang pada akhirnya Allah SWT mengutus seorang Rasul pembawa cahaya untuk menerangi, membawa aturan untuk dijalankan, dialah Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang mendakwahkan manusia dengan Kalam Allah Al Quranul Karim. Beliaupun pernah bersabda ”Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku” (HR. Baihaqi)

Tetapi kita manusia yang pasti pernah melakukan kesalahan, pernah melakukan kekeliruan, pernah melakukan kelalaian. Kita manusia bukanlah seperti Nabi Muhammad SAW yang maksum, terbebas dari dosa. Oleh karenanya orang yang beriman diperintah untuk saling nasehat-menasehati supaya tidak menjadi orang-orang yang merugi dari kesalahan, kekeliruan dan kelalaian yang dilakukan (baca Qs Al ’Ashr:1-3). Ketika keluarga kita, sahabat kita, rekan kerja kita lalai maka kita coba untuk menasehatinya, begitu juga ketika kita yang lalai harus menerima nasehat dari orang lain. Kita harus peduli terhadap mereka yang lalai, seperti petugas penjaga pintu perlintasan kereta api dalam cerita diatas. Harus ada orang yang membantu menuntun mengarahkan ke jalan yang benar, seperti orang-orang yang membantu mendorong mundur mobil kijang dalam cerita diatas. Kalaulah tidak ada petugas penjaga pintu perlintasan kereta api dan orang-orang yang ada di sekitarnya pastilah sopir Bajaj dan sopir Mobil Kijang tersebut akan mengalami kerugian karena melanggar aturan. Beristighfarlah atas kesalahan, kekeliruan dan kelalaian yang kita lakukan.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yeng senantiasa berpegang teguh pada aturan yang telah dibuat oleh Allah SWT yaitu Al Quranul Karim dan juga berpegang teguh pada Hadist Rasulullah SAW. Semoga kita juga tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi di dunia apatah lagi di akhirat kelak. Amin... Amin... Ya Rabbal ’alamin....

Wallahu a’lam bishshawab


0 komentar:

Posting Komentar