Oleh: Addy Aba Salma
Siapa yang tidak jenuh dan bosan ketika menunggu, apalagi ketika yang di tunggu tidak kunjung datang, be-te kata anak zaman sekarang, “Ya iya lah masa ya iya dong, udah di tungguin janjian jam 8 dateng jam 9, dasar jam karet, bener-bener be-te neh jadinya…”, ya gitu deh, adanya dumelan dari mulut seseorang yang jenuh dan bosan menunggu. Tetapi itu sepertinya sudah biasa terjadi, dan kita pun juga pernah tentunya merasakan, menunggu. Be-te!
Ada lagi menunggu yang lain. Yaitu menunggu kereta yang akan lewat di perlintasan pintu rel kereta api. Pastinya jangan macam-macam untuk berani melewatinya. Baiknya kita memang menunggu, menungu sampai kereta api itu lewat dan pintu perlintasan rel kereta api di buka. Baru kita bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan selamat. Kesal juga jadinya kalau yang lewat nggak taunya cuma kepala lokomotifnya aja, ada juga yang ngedumel “udeh lama nunggu, eh cuma kepala lokomotifnya aje yang lewat…”. Kepala lokomotif kereta api itupun berlalu dengan pelannya, Tuut… tuuut… nguuung jejes jejes…
Masih banyak lagi menunggu-menunggu yang lainnya. Dan dari sekian banyak menunggu, ingin tahu tidak? ada sebenarnya menunggu yang tidak membuat kita bosan, jenuh, be-te dan kesal, karena yang di tunggu pastilah datang, tepat waktu lagi. Dan karenanya akan ada yang sayang kepada kita. Beneran, suer…
Tetapi kebanyakan orang jarang melakukannya untuk menunggu yang satu ini, karena kesibukan aktivitas atau karena hal lainnya. Menunggu yang ini memang bukan menunggu dalam urusan dunia, tetapi menunggu dalam urusan akhirat, menunggu datangnya waktu shalat. Kebanyakan dari kita tidak menunggu datangnya waktu shalat, kita tidak mengalokasikan waktu yang ada untuk menunggu datangnya waktu shalat. Kita datang ke masjid/mushalla ketika adzan telah berlalu, dan kaki mulai melangkah menuju masjid ketika iqamat dikumandangkan. Dan sering juga kita datang ke masjid/mushalla ketika imam dan makmum telah selesai shalat berjama’ah. Tidak pernah kita berdiri untuk shalat berada di shaf pertamanya.
Jangan menunggu setengah atau satu jam sebelumnya, karena kita ada aktivitas lainnya, mungkin bekerja atau belajar. Kita bisa menunggu sambil melakukan aktivitas kerja atau belajar, dan ketika adzan terdengar bersegera kita untuk berangkat ke masjid/mushalla.
Tetapi ketika kita memang memiliki waktu luang, di hari libur misalnya, sesekali kita coba untuk menunggu waktu shalat itu setengah atau satu jam sebelum waktu shalat itu datang. Kita sudah berada di dalam masjid/mushalla, niatkan untuk i’tikaf sambil berdzikir atau tilawah al qur’an misalnya.
Tahu tidak? dari apa yang kita lakukan itu, dalam menunggu datangnya waktu shalat, ada malaikat yang senantiasa mendo’akan kita.
“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo’akannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Muslim)
Dari keterangan hadist diatas bahwa orang yang menunggu datangnya waktu shalat dalam keadaan suci akan dido’akan oleh malaikat “Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah sayangilah ia”.
Kalau malaikat yang sudah berdo’a, maka tidak ada lagi sekat penghalang untuk terkabulnya do’a itu. Dan yang akan sayang kepada kita adalah Allah SWT, Rab semesta alam, yang telah menciptakan kita. Beneran, suer…
Wallahu a’lam
17 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Saya percaya itu!
Posting Komentar