aku, diantara yang berjalan di atas punggung bumi, untuk terus BELAJAR

-Addy Aba Salma-

22 Mei 2009

Ketika Ajal Mendahului Taubat

oleh: Addy Aba Salma

Kita diberitakan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Ankabut:57 yang artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan” (lihat juga Qs. Ali Imran:185, Al Anbiya’:35), yang dengan itu kita harus meyakini bahwa memang kita akan mengalami kematian yang kita tidak akan tahu kapan kematian itu akan datang menghampiri kita.

Berita duka cita kerap kali terdengar di telinga kita melalui pengeras suara mushola atau masjid, berita perihal kematian salah satu tetangga di lingkungan tempat tinggal kita. Berita duka cita itu disampaikan diiringi dengan ucapan “Innalillahi wainnailaihi raji'un” yang terjemahannya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali” (lihat Qs. Al Baqarah:156), kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Entah kapan yang kita tidak bisa mengetahuinya, berita duka cita itu diumumkan untuk nama kita atau nama dari keluarga kita. Tetangga kita semuanya mengucapkan “Innalillahi wainnailaihi roji'un” dan mereka berta’ziah kerumah kita. Setelah dimandikan mereka menshalati kita dengan takbir 4 kali dan juga ikut untuk mengiringi rombongan keluarga ke tempat peristirahatan terakhir kita.

Bagi orang yang beriman dan beramal shalih kematian adalah sesuatu yang tidak akan pernah ditakutinya, karena kematian awal dari dirinya untuk berjumpa dengan sang Maha Pencipta Allah SWT Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikannya semesta nikmat selama ia hidup didunia dan ia senantiasa mensyukurinya, menjalankan perintah dan menjauhkan larangannya yang dengan kata lain ia berusaha menjadi hamba-hamba rabbani yang tersemat didalam dirinya ketaqwaan dan penuh dengan keikhlasan. Dan bagi orang yang beriman dan beramal shalih itu Allah menyebut mereka Khairul Bariyah (sebaik-baik makhluk) dan dijanjikan balasan syurga yaitu syurga ‘Adn dan mereka kekal didalamnya. (Qs. Al Bayyinah:7-8). Tetapi sebaliknya, mereka yang memilih kekafiran dan melakukan kemusyrikan sewaktu hidup didunia Allah menyebut mereka Syarul Bariyah (seburuk-buruk makhluk) dan mereka akan dimasukkan kedalam neraka jahanam selama-lamanya. (Qs. Al Bayyinah:6)

Bagi mereka yang jauh dari perintah Allah dan tidak menjalankan perintah Nya, asyik terlena dengan fatamorgana dunia, mereka menunda-nunda untuk bertaubat dan tidak bergegas untuk kembali ke jalan Nya, maka sungguh mereka termasuk orang-orang yang merugi yang telah menyia-nyiakan waktu yang diberikan oleh Allah SWT, yang seharusnya untuk melakukan ibadah kepada-Nya. (Qs. Al Ashr:1-5)

Dan ketika mereka mendengar tentang kematian mereka akan merasa takut, mereka tidak siap ketika ajal akan menjemput. Tetapi sesungguhnya ketika keputusan Allah telah datang bahwa kita akan mati pada detik ini juga, maka kita tidak akan bisa menolaknya. Seperti yang Allah firmankan di dalam Al Qur’an Surat Al Munafiqun:11 yang artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya….”

Ketika kita sudah menjumpai ajal berarti sudah selesai perjalanan hidup kita di alam dunia dan tinggal kita tunggu waktu Allah SWT. akan menghitung amalan-amalan kita selama hidup didunia. Kita tidak bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan dan sungguh amat menyesal mereka yang lalai dan hanya memperturutkan hawa nafsunya ketika berada di didunia.

Artinya: Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. (Qs. Al-Furqan:27)

Artinya: Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Qs. Al Baqarah:167)

Artinya: maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman. (Qs. Asy Syu'araa':102)

Jangan sampai ajal yang telah Allah tentukan kepada kita mendahului taubat yang sering kita tunda-tunda, kita tidak bersegera untuk kembali ke jalan-Nya. Maka ketika ajal mendahului taubat, tidak ada lagi waktu dan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita untuk kembali hidup didunia untuk menebus kesalahan dan kekeliruan yang telah kita perbuat. Semoga kita adalah hamba yang senantiasa bertaubat atas kesalahan yang terlakukan dengan “Taubatan Nashuha” dan Allah SWT. berkenan menerima akan taubat kita. Amin.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (Qs. At Tahrim:8)

“…Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. At-Taubah:118)

Wallahu a’lam bishshawab

0 komentar:

Posting Komentar